'',, Selamat Diwisudah kepada kawan-kawan ILmu Komunikasi 2011 UIN Alauddin Makassar, semoga ilmu dan gelarnya bermanfaat untuk bangsa dan negara ' ''

Friday 11 March 2016

''Contoh Skripsi Ilmu Komunikasi terbaru"

          

            Setelah kawan-kawan mendapatkan judul skripsi, tentunya anda akan langsung diarahkan untuk pembuatan Draft Proposal. nah Pembuatan Draft adalah tahap awal dari bagaia-bagian skripsi. kalau dikampus saya sendiri Draft terdiri dari Bab I, Bab II, dan Bab III.   setelah draft proposal disidangkan. anda akan melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu penelitian. penelitian sendiri berlangsung di tempat, atau objek yang ingin anda teliti di deraft proposal anda. namun dalam penelitian komunikasi ada beberapa jkenis penelitian yang tidakterpaku dengan objek atau tempat penelitian, dan dapat dil;akukan penelitian dimanpun, kapan pun kalian berada. mantapkan.! tnpa harus menunggu disposisi surat penelitian dari tempat penelitianj. openelitian skripsi tersebiut berbentuk analisis, salah satu copntohnya berasal dari tradisi semiotik komunikasi.
           Setelah penelitian kaliaan telah usai saatnya untuk disidangngkan, sekali lagi dikampus saya tahap ini namanya sidang hasil -_-'. sebelum sidang hasil, kawan-kawan jangan lupa untuk merevisinya dulu, yah kembali bimbingan sama dosenlah.
          dalam tahap hasil. kali ini karya tulis anda akan berbentuk skripsi utuh yang telah jadi lengakap. dari kata pengantar, hingga kesimpulan. contoh skripsi yang akan saya lampirkan disini merupakan skripsi jurusan ilmu komuniukasi UIN Alauddin Makassar. jadi kalau agak berbeda dengan sistematika penulisan dan susunan bab/bab yang anda ketahui. itu semua tidak terlepas dari yang namanya ciri penulisan dari tempat fakultas anda bernaung.
untuk contoh skripsi nya adalah sebagai berikut:, (jangan Lupa pos komentar anda, (Wajibb!!!!!)

^_^V




BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari manusia harus selalu berinteraksi dan beradaptasi dengan sesama maupun dengan lingkungannya, sebab manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Sebagai makhluk sosial manusia juga dituntut agar hidup berkelompok atau berorganisasi, baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hal itu ditujukan agar manusia dapat bersosisalisasi, berinteraksi, dan membantu sesamanya.
Di dalam sebuah organisasi di butuhkan seorang  individu yang mampu memimpin, mengelola, serta mengatur organisasi/kelompok, figur seperti inilah yang disebut dengan Pimpinan. Seorang pimpinan sangat berpengaruh besar dalam pencapaian tujuan organisasi karena pimpinan merupakan akar penggerak dari organisasi itu sendiri.[1] Komunikasi oleh pimpinan juga berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai, artinya semakin baik jalinan dan kemampuan komunikasi dari seorang pimpinan maka akan secara langsung berdampak pada peningkatan kinerja pegawai. Hal ini terjadi karena pegawai yang sering diajak oleh pimpinan mengkomunikasikan persoalan-persoalan yang terkait dengan pekerjaan akan merasa keberadaannya dalam instansi/perusahaan sangatlah dibutuhkan, walaupun hanya sebatas dimintai pendapat tentang sesuatu hal.[2]
Pimpinan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan  suatu organisasi. Keberadaan  pimpinan    sangat  erat kaitannya  pada  kemajuan dan perkembangan organisasi yang dipimpinnya. Pimpinan adalah seseorang yang mengarahkan suatu kegiatan yang ada di organisasi atau perusahaan dan mempunyai tanggung  jawab  yang  besar  atas  bawahan  dan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan bersama.          
Selain itu, seorang pimpinan juga merupakan orang yang mampu dan memiliki keberanian dalam mengambil keputusan terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan. Pimpinan suatu organisasi di dalam menjalankan  tugas  dan  fungsinya,  haruslah memahami  pola komunikasi didalam kelompok iya bernaung sehingga sasaran yang hendak dicapai dapat berjalan dengan baik.
Keberhasilan yang dicapai dalam pelaksanaan tugas-tugas oleh pegawai sangat ditentukan dari pola komunikasi organisasi dari instansi tersebut. Namun pola komunikasi organisasi yang diterapkan juga dapat  membuat banyak tantangan-tangan tersendiri dalam penerapannya. Mulai dari hubungan dari pimpinan bersama pegawai, ataupun sebaliknya. Pola komunikasi kelompok/organisasi akan menciptakan keadaan dimana situasi organisasi menjadi sangat formal karena adanya pola komunikasi organisasi yang telah terbentuk. Pola komunikasi organisasi tercipta dari kebijakan interaksi pimpinan yang menentukan kepada siapa ia akan berinteraksi lebih dahulu, dalam situasi yang formal pimpinan akan berinteraksi dengan pegawai yang jabatan dan pangkat ada dibawahnya. Adanya pola komunikasi yang ditetapkan oleh pimpinan membuat komunikasi dalam organisasi berjalan berdasarkan pola-pola yang telah ditetapkan .
Untuk melancarkan komunikasi yang baik diperlukan pola komunikasi di dalam organisasi tersebut, dan interaksi diantara bagian yang satu dengan yang lainnya berjalan secara harmonis, dinamis dan pasti. Pola komunikasi organisasi diperlukan untuk pengembangan komunikasi yang baru agar pimpinan dapat melahirkan strategi atau planning yang inovatif dalam penerapan visi dan misi. Untuk membenrtuk pola komunikasi organisasi yang baik dan akut  maka pimpinan harus memperhatikan arah-arah komunikasi yang terdapat dalam organisasi. Arah-arah komunikasi yang terjalin dalam organisasi secara formal membentuk sebuah pola komunikasi organisasi yang secara langsung dilakukan oleh pimpinan. Maka sebagai komunikator pelikaku interaksi pimpinan sangat menentukan pola komunikasi organisasi yang diterapkan pada instansinya.[3]
Pada sebuah instansi/lembaga pemerintahan, sumber daya manusia terdiri dari pimpinan/atasan dan pegawai/bawahan. Dinas Perhubungan Kota Makassar merupakan suatu organisasi pemerintahan yang memiliki jumlah pegawai sebanyak 386 orang. Secara keseluruhannya masing-masing pegawai terbagi atas bidang-bidang yang ada dalam dinas tersebut.
Dalam kehidupan organisasi, terdapat empat jenis fungsional komunikasi pimpinan, yaitu: fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasi dan fungsi pengawasan. Pola komunikasi organisasi tidaklah kecil dalam mendorong motivasi kuat dalam diri para anggota organisasi untuk berkarya lebih tekun. Karena komunikasi yang dijalankan dari pimpinan harus mampu memainkan dua peranan penting, pertama, sebagai wahana menyampaikan keluhan pegawai dimana pimpinan diharapkan menjadi pendengar yang baik. Kedua  sebagai saluran menyatakan kepuasan atas keberhasilannya seorang pegawai dalam menyelesaikan tugas yang dipercayakan kepadanya. Fungsi terakhir dari komunikasi dari pimpinan adalah selaku pengendali perilaku para anggota organisasi. dikatakan demikian karena dalam suatu organisasi para anggotanya diharapkan  taat kepada petunjuk, peraturan dan norma-norma yang berlaku bagi para angota organisasi bersangkutan.[4]
Dengan jumlah anggota yang sangat banyak, tentu membuat Dinas Perhubungan Kota Makassar untuk lebih meningkatkan kordinasi, serta regulasi yang baik dalam pelaksanaan kerja pegawai. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan cara yang tepat seperti dengan gaya dan pola komunikasi organisasi yang tepat pula.
Dinas Perhubungan Kota Makassar adalah suatu instansi yang bertugas melayani masyarakat pada bidang transportasi/perhubungan, khususnya untuk membantu masyarakat dalam pengawasan, regulasi, serta penataan transportasi.
Tidak dapat disangkal bahwa salah satu fungsi pimpinan yang bersifat hakiki adalah berkomunikasi dengan baik dan benar. Demikian pentingnya komunikasi yang akurat itu dalam usaha peningkatan kemampuan memimpin seseorang sehingga dapat dikatakan bahwa penguasaan teknik dan pola komunikasi kelompok yang baik  dari pejabat pimpinan akan membuahkan kinerja pegawai yang baik pula.[5]
Dalam penerapan visi misi, pimpinan Dinas Perhubungan Kota Makassar selalu menegaskan dan menghimbau kepada para pegawainya agar lebih bekerja dengan serius, disiplin dan jujur. Hal tersebut dimungkinkan agar pegawai di kantor tersebut  lebih memahami etos kerja dalam pelaksanaan tugas yang dikerjakan.
Adanya visi dan misi merupakan syarat wajib bagi sebuah organisasi. Setiap instansi memiliki visi dan misi yang berbeda, semua tergantung tujuan yang akan dicapai oleh masing – masinginstansi/organisasi tersebut. Visi dan misi Dinas Perhubungan Kota Makassar merupakan acuan utama  yang selalu dihimbau dari pimpinan agar pegawai mengetahui jelas tujuan dan sasaran utama dalam bekerja. Seperti salah satu Misinya yakni, ‘’Meningkatkan aksebilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa perhubungan. Dimana tujuan Misi tersebut yaitu meningkatnya minat masyarakat karena pelayanan yang baik dalam melakukan pemeriksaan atau uji kelayakan kendaraan dan sebagainya.
Sebagai pemimpin dalam organisasi, seorang pimpinan harus memiliki kemampuan untuk dapat mempengaruhi pegawai/bawahannya agar bekerja dengan baik dan maksimal. Untuk dapat melakukan hal demikian, keberhasilannya sangat bergantung pada pola komunikasi dari pimpinan baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan pegawai dalam mengikuti kehendak pimpinan.[6]
Apabila dikaitkan dengan kepentingan organisasi, maka setiap organisasi secara jelas memiliki hierarki wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh pegawai, dalam hal ini komunikasi bertujuan untuk mengendalikan perilaku anggota dalam berbagai cara.[7]
Dalam pelaksanaan pola komunikasi organisasi maka pegawai dituntut agar mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh pimpinan. Sebab aturan yang telah ditetapkan oleh pimpinan merupakan hasil keputusan yang telah ditetapkan dan disetujui bersama dengan pimpinan pusat yang bertujuan untuk kelancaran pencapaian tujuan organisasi. Pegawai juga diharuskan untuk mencapai sasaran dan tujuan dalam bekerja dan setiap organisasi tentunya memiliki visi dan misi mereka sendiri, agar menjadi acuan dan target jangka panjang dan jangka pendek yang harus dicapai oleh organisasi tersebut.
Visi dan misi merupakan landasan pennyelenggaraan program sebuah instansi yang wajib untuk diterapkan. Visi dan misi tentu tidak untuk dijadikan simbol atau kalimat berbingkai yang tanpa makna. Banyak visi dan misi yang mandul karena tidak dapat dijabarkan kedalam program kerja operasional. Banyak ditemui aparatur yang apabila ditanya tentang visi dan misi yang ada di unit kerjanya menyatakan tdak tahu, tidak mengerti, tidak paham, tdak pernah terbesit dalam benak memorinya, dan tentunya tdak menjadikan sumber inspirasinya dalam melaksankan pekerjaannya. Kondisi ini menghawatirkan karena menunjukkan bahwa visi dan misi hanya merupakan simbol semata.[8]
Seperti informasi yang dikutip dari halaman metro, Berita Kota Makassar (BKM), dalam beritanya mengabarkan tentang seorang pegawai Dishub Kota Makassar yang terancam dipecat, karena diduga melakukan penipuan ke sejumlah masyarakat terkait pengurusan Pengujian Kendaraan Bermotor (KIR) yang mengatasnamakan Dishub Makassar.[9]
Selain berakibat buruk bagi nama baik instansi, kejadian tersebut tentunya juga akan menghambat terciptanya visi dan misi Dinas Perhubungan. Sebab akan menghambat pencapaian Misi sperti, meningkatnya minat masyarakat karena pelayanan yang baik dalam melakukan pemeriksaan, uji kelayakan, serta pelayanan publik lainnya pada Dinas Perhubungan Kota Makassar.
Pola komunikasi organisasi merupakan hal penting dalam sistem pengendalian kepada pegawai/karyawan yang bermaksud untuk mengarahkan, memotivasi, memonitor atau mengamati serta evaluasi pelaksanaan tugas-tugas instansi/perusahaan. Pola Komunikasi organisasi atau komunikasi secara berstruktur dalam sistem ini berguna sebagai pengendalian dan pengontrol perilaku pegawai dalam mengelola instansi/perusahaan. Namun, apabila pola komunikasi diterapkan oleh pimpinan tidak berjalan dengan baik maka akan timbul sejumlah permasalahan internal maupun eksternal dari organisasi tersebut.
Dari masalah tersebut pula dapat terlihat lemahnya pengawasan, serta pelaksanaan pola komunikasi organisasi yang kurang baik dari pimpinan Dinas Perhubungan Kota Makassar, sehingga dalam penerapan visi dan misi, seorang pegawai dapat melanggar prosedur kerja dan terlibat pelanggaran hukum. Meskipun dengan ancaman sanksi yang tegas, pimpinan Dinas Perhubungan juga selalu menghimbau kepada para pegawainya agar jujur dan disiplin dalam melaksanakan pekerjaannya. Terutama dalam menghadapi segala kondisi yang ada dilapangan agar pelayanan dengan masyarakat dapat terjalin secara optimal dan penerapan visi dan misi instansi dapat tercapai dengan baik.
Dari uraian di atas menjelaskan bahwa pola komunikasi organisasi yang dilakukan pimpinan Dinas Perhubungan Kota Makassar sangat penting tidak hanya secara internal bagi organisasi yang bersangkutan, akan tetapi juga dalam menghadapi berbagai respon dari pihak luar organisasi. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan khususnya dalam penerapan visi misi organisasi. Atas dasar itulah sehingga penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “Pola Komunikasi Organisasi Dalam Penerapan Visi dan Misi (Studi Kepemimpinan Dinas Perhubungan Kota Makassar).

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka didapatkan perumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana pola komunikasi organisasi dalam penerapan visi dan misi Dinas Perhubungan Kota Makassar ?

C.     Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus
1.      Fokus Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan jenis penelitian kualitatif, maka penelitian ini difokuskan pada pola komunikasi organisasi dalam penerapan visi dan misi kantor Dinas Perhubungan Kota Makassar. Untuk memberikan pengertian yang spesifik dan fokus, maka peneliti  memberikan batasan dalam pengertian agar penelitian tidak keluar dari rumusan masalah yang telah ada.

2.      Deskripsi Fokus
Berdasarkan fokus penelitian dari judul diatas, dapat dideskripsikan substansi pendekatan. Penelitian ini dibatasi melalui substansi permasalahan dan substansi pendekatan, pada komunikasi organisasi dalam penerapan visi dn misi. Oleh karena itu penulis memberikan deskripsi fokus sebagai berikut :
a.    Pola Komunikasi Organisasi
Pola komuinikasi merupakan model dari komunikasi, sehingga dengan adanya berbagai macam model komunikasi bagian dari proses komunikasi akan dapat ditemukan pola yang cocok dan mudah digunakan dalam berkomunikasi khususnya pada kelompok/organisasi. Hummer mengemukakan bahwa ada lima pola komunikasi di dalam suatu organiasi antara lain: pola lingkaran (circle), pola Y, pola roda (wheel), pola rantai (chain), dan pola seluruh saluran (all channel).[10] Selain itu dalam pelaksanan pola komunikasi organisasi ada beberap hal yang harus diperhatikan yitu arah-arah pesan yang terjadi dalam komunikasi, jenis-jenis komunikasi  yang terjadi, serta bentuk-bentuk komunikasi yang berlangsung didalam organisasi meliputi arah-arah komunikasi dalam organisasi.
b.   Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari kata latin communication, dari bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Menurut Bernard Berelson dan Barry A. Stainer Komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan bahasa, gambar, bilangan, grafik, dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaian itulah yang dinamakan komunikasi. Adapun pengertian komunikasi secara umum adalah proses penyampaian suatu pernyataan yang dilakukan seorang kepada orang lain sebagai konsekuensi dari hubungan sosial.[11] Sebab manusia telah menjadikan komunikasi sebagai suatu kebutuhan yang wajibb untuk dilaksanakan mulai dari pagi hingga malam hari. Berikut ini ada beberapa definisi komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:
1)   Carl Hovlan, Jenis dan Kelley
Komunikasi adalah proses melalui dimana seseorang komunikator menyampaikan stimulus dalam bentuk kata-kata dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lain.
2)   Harold Laswell
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa dan dengan akibat apa atau hasil apa.
3)   Weaver
Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya.[12]
c.    Organisasi
Organisasi adalah sebuah wadah yang menampung orang-orang dan objek-objek dalam suatu kelompok yang berusaha mencapai tujuan bersama. Pembahasan mengenai organisasi meliputi pengenalan dan struktur, atau rancangan apa yang menghasilkan apa. Organisasi dianggap sebagai proses informasi besar dengan input, dan output. Organisasi adalah suatu identitas yang berfungsi dengan cara-cara tertentu.[13]
d.   Pimpinan
Pimpinan adalah seseorang yang dipercayakan memegang amanah memimpin suatu kelompok/organisasi. dalam hal ini  berada pada lingkup Dinas Perhubungan kota Makassar. Sebagai pusat kekuatan dari organisasi, pimpinan harus mampu dan selalu berkomunikasi dengan semua pihak, baik melalui hubungan formal, maupun informal. Pimpinan juga harus memiliki kecakapan khusus  untuk berhubungan serta mengadakan komunikasi kepada pegawai/bawahannya. Suksesnya pelaksanaan tugas sebagian besar ditentukan oleh kemahiran menjalin komunikasi yang tepat dengan semua pihak secara horizontal maupun vertical.[14]

D. Penelitian Terdahulu/Relevan
Dalam melakukan persiapan penelitian, maka peneliti melakukan berbagai kajian pustaka untuk mencari refrensi yang relevan dengan penelitian yang akan diteliti, antara lain:
1.      Penelitian yang dilakukan oleh Uni astriadi, NIM 50700109059, Tahun 2013 dengan judul skripsi “Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi dalam meningkatkan semangat kerja pegawai PT. PLN (Persero) WILAYAH SULSEL, SULTRA, SULBAR”. Skripsi ini merupakan hasil karya dari mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar. Persoalan yang dikaji dalam skripsi ini, yaitu: Bagaimana gambaran iklim komunikasi organisasi dan semangat kerja pegawai di PT. PLN  (Persero) Wilayah Sulsel,Sultra, Sulbar.
Penelitian ini bertujuan mengetahui iklim komunikasasi dalam meningkatkan semangat kerja pegawai. Mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat jalannya peningkatan kerja pegawai.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut yakni adalah metode kualitatif.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori struktural klasik, yang memacu pada iklim komunikasi organisasi yang diciptakan oleh pimpinan yang sekaligus menentukan iklim komunikasi pada pegawai di perusahan tersebut.
Hasil penelitian tersebut menunjukan iklim komunikasi organisasi sangat mempengaruhi semangat kerja pegawai dan yang menjadi pokok utama yaitu iklim menentukan semangat kerja pegawai.
2.       Penelitian yang dilakukan oleh Ita aprini, pada tahun 2014 dengan judul skripsi “Pola Komunikasi organisasi antara pimpinan dan staff PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. Palangiseng estate di desa tamatto kecamatan ujung loe Kabupaten bulukumba”. Skripsi program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar. Persoalan yang dikaji dalam skripsi ini, yaitu: Pola Komunikasi yang dijalankan dari pimpinan dan staff pada PT.PP London Sumatra Indonesia, Tbk. Palangiseng Estate didesa tamatto Kecamatan ujung Loe Kabupaten Bulukumba.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pola komunikasi organisasi yang dugunakan antara pimpinan dan staff PT. PP. London Sumatera Indonesia, Tbk Palangiseng yaitu pola komunikasi semua saluran dan menggunakan pola lingkaran. Selanjutnya hambatan  komunikasi organisasi antara pimpinan dan staff perusahaan adalah perbedaan latar belakang budaya serta psikology dari para pegawai yang menyebabkan banyaknya presepsi dalm berkomunikasi
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode Kualitatif. Dan juga penelitian ini menggunakan teori komunikasi organisasi yaitu teori management klasik.
Teori yang digunakan dalam penelitian yakni teori komunikasi organisasi sistem sosial, yang mana dariteori tersebut mengemukakan organisasi sebagai kaitan bermacam-macam komponen yang saling tergantung stu sama lain dalam mencapai tujuan organisasi serta bagaimana memaksimalkan organissi sebgai wadah penyambung hubungan dengan anggota yang lain untuk melakukan kordinasi.
 Penelitian tersebut sangat berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan, baik dari lokasi maupun tujuan penelitian. Dimana tujuan penelitian ini bertujuan mengetahui hambatan-hambatan terkait pola komunikasi.
3.   Penelitian yang dilakukan oleh Nurhikmah, dengan judul skripsi ‘’pola komunikasi organisasi Benteng panyyua English club (BPEC) dalam mempertahankan solidaritas’’. Dalam penelitiannya menunjukkan bahwa komunikasi yang digunakan yaitu komunikasi yang bersifat informal agar interaksi yang mereka lakukan tidak terasa canggung dan lebih kekeluargaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Dan teori yang digunakan adalah Teori Simbolis, yang menjelaskan suatu dunia yang berangkat secara signifikan dari aturan-aturan tradisional mengenai hakikat organisasi dan tingkah laku manusia.
Hasil penelitian ini menunjukan pola komunikasi Primer dapat mempertahankan solodaritas antara anggota organisasi. penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana peerapan pola komunikasi yang baik di dalam organisasi. Dan juga faktor penghambat dan faktor pendukung dalam pelaksanaan pola komunikasi di organisasi tersebut.                        
Untuk penggambaran secara terperinci tentang penelitian terdahulu dengan penelitian yang telah diteliti, penulis memuatnya dalam bentuk tabel. Agar pembagian klasifikasi serta objek penelitian diketahui dan dapat dibedakan.Adapun tabel yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 : Peneliitian Terdahulu
No

Judul Skripsi

Perbedaan Penelitian
Persamaan Penelitian

Penelitian Terdahulu
Penelitian Penulis
1






Pengaruh iklim komunikasi organisasi dalam mempengaruhi semangat kerja pegawai PT. PLN (persero) wilayah SulSel,SulTra,SulBar.




-.Menggunakan Teori Struktural Klasik
 -. Objek penelitian adalah  kantor pusat PLN. (persero) wilayah Sulsel, SulBar, SulTra.
-. Membahas tentang iklim komunikasi organisasi
-. Hasil penelitian ditemukan bahwa iklim komunikasi organisasi  mempengaruhi semangat kerja karyawan.


-.  Menggunakan Teori Budaya Organisai
-. Objek penelitian adalah kantor Dinas Perhubungan Kota Makssar.
-. Membahas tentang Pola komunikasi organisasi
-. Hasil penelitian yaitu pola komunikasi organisasi Dinas Perhubungan menggunakan Pola rantai (chain), dan juga pola Y

-.Mengunakan pendekatan studi komuniaksi organisasi.

Menggunakan metode kualitatif
2





Pola Komunikasi organisasi antara pimpinan dan staff PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. Palangiseng estate di desa tamatto kecamatan ujung loe Kabupaten bulukumba”
-.Menggunakan 
Teori Sistem sosial
-. Objek penelitian adalah PT.PP.London Sumatra Indonesia Tbk. Palangiseng.
-.Hasil penelitian didapat  pola komunikasi organisai antara pimpinan dan pegawai yaitu pola komunikasi organisasi semua saluran (all channel)
-.Menggunakan Teori Budaya Organisasi
 -. Objek penelitian adalah kantor Dinas Perhubungan Sulawesi Selatan.
-. Hasil penelitian yaitu pola komunikasi organisasi Dinas Perhubungan menggunakan Pola rantai (chain), dan juga pola Y
Menggunakan metode penelitian kualitatif.
-. Membahas Pola Komunikasi Organisasi
3




Pola komunikasi organisasi Benteng panyyua English club (BPEC) dalam mempertahankan solidaritas.
-.Menggunakan Teori Simbolis
-. Memakai metode penelitian kuantitatif
-. Objeknya berada di komunitas Benteng Panyyua English Club (BPAC)
­-. Hasil penelitian diketahui Pola Komunikasi primer dalam organisasi dapat mempertahankan solidaritas.
-. Menggunakan Teori Budaya Organisasi
-. Memakai metode  penelitian kualitatif
-. objeknya adalah kantor Dinas Perhubungan kota Makassar.
-. Hasil penelitian diketahui  pola komunikasi organisasi Dinas Perhubungan menggunakan Pola rantai (chain), dan juga pola Y
Menggunakan kajian studi komunikasi organisasi
                                                                                           

E.  Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.   Tujuan Penelitian
a.    Untuk mengetahui pola komunikasi organisasi dalam penerapan visi misi pada Dinas Perhubungan Kota Makassar.

2.   Manfaat  Penelitian
a.    Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu wacana untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan dalam segi keilmuan khususnya pada studi komunikasi organisasi
b.   Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian untuk menambah ilmu pengetahuan khusunya Ilmu komunikasi, serta penelitian ini dapat dijadikan suatu hasil penelitian yang dapat dijadikan refrensi untuk penelitian sejenisnya.





BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.  Komunikasi
1.   Pengertian Komunikasi
Secara sederhana yang dimaksud dengan komunikasi yaitu proses pertukaran pesan atau informasi yang mengandung arti, dari pengirim (komunikator) kepada penerima (komunikan) untuk mencapai tujuan tertentu. Komunikasi menjadi konsekuensi dalam menjalin hubungan antar manusia yang memberikan sumbangsi yang besar dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar manusia dalam berinteraksi sosial. Komunikasi juga berperan terhadap pencapaian tujuan interaksi manusia dalam hubungan sosial.[15]
            Adapun pengertian komunikasi menurut bahasa yaitu dalam bahasa inggris dikenal dengan communication, yang berasal dari bahasa latin, yaitu communis yang berarti ‘’sama’’. Maksud dari sama adalah komunikasi adalah upaya untuk menimbulkan suatu persamaan (commones) dalam hal sikap dengan seseorang.[16]
            Komunikasi diharuskan untuk dipertimbangkan sebagai kegiatan dimana tidak ada tindakan atau ungkapan  yang diberi makna secara penuh , kecuali jika keinginan dari idntifikasi oleh komunikan kepada komunikator yang terlibat komunikasi.[17]  Melalui komunikasi seseorang dapat memberitahukan kepada orang lain tentang apa yng diinginkan dari komunikator kepada komunikan. Komunikasi juga merupakan hubungan kontak antar manusia  baik individu maupun kelompok. Tanpa disadari kita tidak pernah lepas dari yang namanya komunikasi. Komunikasi menjadi wadah bagi manusia untuk saling bertukar psean berupa pikiran, pendapat, ajakan dan sebagainya yang bisa mengubah pendapat dan tingkah laku orang lain.
            Sampai di tahun 2016 ini telah banyak penelitian terkait komunikasi yang menjadi dapat dijadikan sebagai  refrensidalam pengembangan studi komunikasi. Adapun beberapa pengertian tentang komunikasi yang dikemukakan  para ahli dari hasil temuannya yaitu:
a.    Menurut Harold laswell mengemukakan bahwa suatu cara yang baik agar menjelaskan komunikasi yaitu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Who says What In Which Channel To Whom With What Effect ? yang artinya siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan efek yang ditimbulkan apa?[18]
b.   Menurut Dedy Mulyana, komunikasi adalah proses berbagi makna melalui perilaku verbal dan nonverbal.[19]
c.       Everett M. Rogers, menurut pendapatnya yaitu Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerimaan atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
d.   Rogers & O. Lawrence Kincaid yaitu Komunikasi merupakan suatu interaksi dimana terdapat dua orang atau lebih yang sedang membangun atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lain yang pada akhirnya akan tiba dimana mereka saling memahami dan mengerti.
e.    Theodore M. Newcomb, Setiap bentuk komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi, yang terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber untuk penerima.
f.    Menurut Thomas M. Scheidel, Manusia pada umumnya berkomunikasi untuk menyatakan dan mendukung identitas-diri dan untuk membangun interaksi sosial dengan orang-orang yang berada di sekitar kita serta untuk mempengaruhi orang lain untuk berpikir, merasa, atau bertingkah seperti yang kita harapkan.
g.   Rudolf F. Verderber, Komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu.[20]

2.   Unsur-unsur Komunikasi
Dari pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, bahwa terdapat komponen atau unsur-unsur komunikasi. Unsur-unsur dalam komunikasi merupakan syarat yang wajib dipenuhi dalam komunikasi agar pesan dapat tersampaikan dengan baik.
Adapun unsur-unsur yang ada dalam kegiatan komunikasi antara lain :
a.    Sumber
 merupakan unsur paling utama dalam berkomunikasi, unsur tersebut merupakan komunikator atau orang yang menyampaikan pesannya sendiri. Sumber pesan tersebut dapat berupa orang, lembaga, buku, dan lain sebgainya.[21]
b.   Encoding (penyandian)
 adalah proses pengalihan pikiran kedalam bentuk lambang. Encoding juga merupakan tindakan pemberian arti symbol-symbol pada pemikiran. Misalnya memutuskan kata-kata mana yang harus ditulis atau diucapkan.
c.    Pesan
 pesan adalah sesuatu yang disampaikan dari sumber ke penerima. Didalam pesan terdapat inti pesan yaitu makna, jadi pesan merupakan bungkusan dari makna yang ingin disampaikan oleh komunikator ke komunikan[22].
d.   Saluran/Media
Adalah sarana yang digunakan dalam penyampaian pesan dari seorang komunikator kepada komunikan. Adapun beberapa media yang dimaksud yaitu media cetak, media elektronik, dan media sosial[23].
e.    Decoding
Adalah proses penetapan makna pada lambang yang disampaikan komunikator kepada komunikan. Dengan kata lain Decoding merupakan proses penguraian informasi yang didapatkan oleh komunikan atau reaksi yang ditimbulkan setelah mendapatkan pesan.
f.    Penerima/Komunikan
Adalah penerima pesan dari komunikator. Namun tugas dari penerima tidak hanya semata-maata menerima pesan saja, akan tetapi ia juga menganalisis dan menafsirkan sehingga dapat memahami makna pesan.
g.   Respon
Adalah tanggapan dan reaksi yang diberikan komunikan ketika menerima pesan.
h.   Umpan balik ( feedback)
Merupakan sebuah balasan atau memberi respon kembali apa yang disampaikan komunikator. Umpan balik memberikan gambaran kepada komunikator tentang seberapa berhasil komunikasi yang dilakukannya. Adapun beberapa jenis feedback  dalam komunikasi yaitu :
1)      feedback positif-feedback negative
2)      feedback netral-feedback zero
3)      feedback internal-feedback eksternal
4)      feedback verbal-feedback non-verbal.
i.      Gangguan (noise)
Gangguan merupakan sifat yang melekat pada komunikasi, karena dapat mengubah dan mencampuri penerimaan pesan. Adanya gangguan komunikasi ini dapat menyebabkan gangguan dan perubahan presepsi yang diterima oleh komunikan.[24]  Secara umum gangguan dalam berkomunikasiterdiri dari dua hal yaitu: faktor internal, dan faktor eksternal.
1)      Faktor Internal
Yaitu gangguan yang berasal dari dalam diri individu yang terkait kondisi fisik dan psikologis.
2)      Faktor Eksternal
Merupakan gangguan yang timbul dari luar individu, gangguan dari yang dimaksud adalah lingkungan fisik, dan lingkungan sosial budaya.
                        Gambar 2.1: Unsur-unsur Komunikasi oleh Philip Kotler
Sender
Encodingg
     
       Channel
  Decoding
Receiver
  Feedback
   Response
     Noise
 








                                               
        Sumber: Onong Uchjana Efendy dalam Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek

3.   Komunikasi dalam Perspektif Al-quran
Pada hakekatnya, Al-quran merupakan kitab suci umat islm yang di turunkan kepada Rasulullah SAW melalui perantara malaikat jibril. Al-Quran juga adalah pedoman bagi seluruh umat islam yang wajib untuk diimani.
            Dalam Al-quran komunikasi disebut sebagai salah satu fitrah manusia untuk mengegetahui bagaimana manusia berkomunikasi dengan baik. Al-Quran memberikan (key conpet) yang berhubungan dengn hal itu. Jalaluddin rahmat menjelaskan bahwa kata ‘’al-bayan’’ merupakan kata kunci yang dipergunakan dalam Al-Quran untuk sarana berkomunikasi.[25]
            Dalam Al-Quran sendiri terdapat landasan serta refrensi tentang bagaimana seharusnya manusia berkomunikasi. Beberapa ayat diantaranya adalah:
a)   Perkataan yang benar (Qaulan sadidan)
Prinsip perkataan yang benar dalam berkomunikasi merupakan prasyarat dalam kebaikan perbuatan. Suatu pekerjaan besar atau kecil sekalipun, seringkali mengalami kegagalan karena diinformasikan dengan bahasa yang tidak benar.[26] Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT, dalam QS An-Nisa’/4:9.

|·÷uø9ur šúïÏ%©!$# öqs9 (#qä.ts? ô`ÏB óOÎgÏÿù=yz Zp­ƒÍhèŒ $¸ÿ»yèÅÊ (#qèù%s{ öNÎgøŠn=tæ (#qà)­Guù=sù ©!$# (#qä9qà)uø9ur Zwöqs% #´ƒÏy 
Terjemahannya:
 Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.[27]

            Makna qaulan sadidan yang berarti perkataan yang baik jujur, lurus, dan tidak berbohong tidak berbeloit-belit sehingga pihak yang diajak berkomunikasidapat memahami dengan jelas. Dalam beromunikasi (berbicara) harus menginformasikan atau menyampaikan kebenaran, faktual, hal yang benar saja, jujur, tidak berbohong, juga tidak merekayasa atau memanipulasi fakta.[28] Kata qaulan sadidan juga merujuk  kepada sasarn dan objelk suatu perbuatan . karena kata ini dapat diartikan untuk menunjukan kepada seseorang yang menyampaikan tertentu yang mengenai sasaran.[29] 
b)   Perkataan yang baik (qaulan ma’rufan)
Dalam Al-Quran perkataan yang baik dalam komunikasi terdapt pada surah An-nisa’/4:5 Yaitu :
Ÿwur (#qè?÷sè? uä!$ygxÿ¡9$# ãNä3s9ºuqøBr& ÓÉL©9$# Ÿ@yèy_ ª!$# ö/ä3s9 $VJ»uŠÏ% öNèdqè%ãö$#ur $pkŽÏù öNèdqÝ¡ø.$#ur (#qä9qè%ur öNçlm; Zwöqs% $]ùrâ÷ê¨B
Terjemahannya:
Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.

Secara bahasa ma’ruf adalah baik dan dapat diterima oleh nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat. arti qaulan ma’rufa sebagai perkataan yang baik dan pantas. Baik artinya sesuai dengan norma dan nilai, sedangkan pantas sesuai dengan latar belakang dan status orang yang mengucapkannya. Apabila melihat konteks ayatnya, alQuran menggunakan kalimat tersebut dalam konteks peminangan, pemberian wasiat dan waris. Karena itu, qaulan ma’rufa mengandung arti ucapan yang halus sebagaimana ucapan yang disukai perempuan dan anak-anak; pantas untuk diucapkan oleh pembicara maupun untuk orang yang diajak bicara.[30]
c)   Perkataan yang Mulia (qaulan kariman)
Perkataan mulia merupakan merupakan perkataan yang memeberikan penghrgan dan penghormatan  kepada orang yang diajak bicara. Perkataan yang mulia dala Al-Quran dijelaskan pada Qs Al-Isra’/17:23.
4Ó|Ós%ur y7/u žwr& (#ÿrßç7÷ès? HwÎ) çn$­ƒÎ) Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $·Z»|¡ômÎ) 4 $¨BÎ) £`tóè=ö7tƒ x8yYÏã uŽy9Å6ø9$# !$yJèdßtnr& ÷rr& $yJèdŸxÏ. Ÿxsù @à)s? !$yJçl°; 7e$é& Ÿwur $yJèdöpk÷]s? @è%ur $yJßg©9 Zwöqs% $VJƒÌŸ2
Terjemahannya:
dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia.[31]

                Ayat diatas menuturkan agar apa yang disampaikan kepada kedua orang kedua orang tua bukan saja yang benar dan tepat, bukan saja yang sesuai dengan adat kebiasaan yang baik dalam suatu masyarakat, tetapi ia juga harus yang terbaik dan mulia.[32] Qaulan karima merupakan  perkatan yang mulia ,di barengi dengan rasa hormat, santun, dan bertata karma. Dalam ayat tersebut perkatan  yang mulia wajib dilakukan  sat berbicara dengan orang tua
B.  Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah kegiatan bertukar informasi dan menukar pesan organisasi dalam suatu jaringan  hubungan yang saling bergantung satu dengan yang lainnya, baik formal maupun nonformal untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah dalam rangka mencapai tujuan.[33]
Komunikasi organisasi sendiri berasal dari dua kata komunikasi dan organisasi. Menurut paul preston dan Thomas Zimmerer, organisasi adalah ‘’sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi juga merupakan sebuah wadah yang menampung orang-orang dan objek-objek, dalam organisasi yang berusaha mencapai tujuan bersama. Manusia membentuk sebuah organisasi karena ingin bekerjasama dengan manusia lain.[34]
Organisasi juga telah dikenal pada masa Nabi Muhammad SAW, seperti firman Allah SWT dalam surat As-Shof ayat 4 sebagai berikut:
¨bÎ) ©!$# =Ïtä šúïÏ%©!$# šcqè=ÏG»s)ムÎû ¾Ï&Î#Î6y $yÿ|¹ Oßg¯Rr(x. Ö`»uŠ÷Yç/ ÒÉqß¹ö¨B   
Terjemahnya:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”.[35]
           
Dalam kandungan surat As-shof di atas menjelaskan bahwa orang-orang yang berperang diibaratkan sebagai orang yang bekerja. Karena orang bekerja sama dengan berjihad di jalan Allah untuk mencari nafkah (menuju kebaikan). Berperang dalam barisan yang teratur sama dengan bekerja dalam satu lembaga atau perusahaan (organisasi). Selanjutnya organisasi haruslah rapi dan seakan-akan seperti bangunan yang kokoh. Rapi diartikan sebagai kekompakan dalam satu arahan tanpa perpecahan didalamnya, sedangkan laksana bangunan yang kokoh  bisa berarti seluruh komponen lembaga atau perusahaan (organisasi) yang bersatu mencapai tujuan besar yang hendak dicapai.[36]
Struktur organisasi di sebuah instansi/perusahaan sendiri ditentukan oleh keefektifan komunikasi. Ketika sebuah organisasi diharuskan mencapai tujuan, maka anggota-anggota yang berada dalam strukturnya akan bekerja sesuai dengan jabatan dan fungsinya untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Seseorang yang mengendalikan informasi akan mengendalikan kekuatan organisasi. Organisasi mempunyai dua prinsip yang tidak boleh dilupakan, yaitu organisasi harus bertahan (survive) dan berkembang (develop). Dalam organisasi manapun tidak akan bertahan lama apabila didalamnya tidak terjadi komunikasi yang baik antara pimpinan dengan staff atau sebaliknya. Organisasi juga merupakan suatu sistem, mengkoordinasi pencapaian tujuan bersama atau tujuan umum.[37]
            Jadi secara umum diketahui bahwa komunikasi organisasi adalah suatu kesatuan atau perkumpulan yang terdiri atas orang-orang/bagian-bagian yang di dalamnya terdapat interaksi komunikasi dan kerja sama berdasakan pola dan aturan-aturan untuk mencapai tujuan bersama.

1.   Fungsi Komunikasi Organisasi
Apapun bentuk orgsnisasinya, komunikasi akan berfuingsi bila ketua dan anggota organisasi  membutuhkan banyak sekali informasi untuk menyelesaikan tugas-tugas. Informasi tersebut berkaitan dengan upaya organisasi untuk mencapai tujannya. Adapun fungsi komunikasi dalam organisasi adalah :
a.    Informatif
Pimpinan dan angota organisasi membutuhkan banyak sekali informasi untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka. Informasi tersebut berkaitan dengan upaya organisasi untuk mencapai tujuannya.
b.   Pengendalian
Komunikasi berfungsi sebagai pengatur dan pengendalian organisai. Komunikasi dalam hal ini berupa peraturan, prosedur, dan laporan.
c.    Persusasif
Komunikasi berfungsi mengajak orang lain mengikuti atau menjalankan ide/gagasan atau tugas.
d.   Integratif
Dengan adanya komunikasi organisasi, organisasi yang terbagi menjadi bagian atau departemen akan tetap merupakan satu kesatuan yang utuh dan terpadu.
e.    Motivasi
Komunikasi memperkuat motivasi dengan menjelaskan ke para pegawai apa yang harus dilakukannya. Seberapa baik mereka bekerja, dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja yang dibawah standar.[38]

2.    Jenis Komunikasi dalam Organisasi
Berdasarkan dengan jenisnya komunikasi secara umum dibedakan menjadi 2 yaitu: Komunikasi verbal, dan Komunikasi non-verbal. Yaitu :
a)   Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, entah lisan maupun tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia. Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan bertengkar[39]
Komunikasi verbal atau sering disebut dengan pesan verbal pada dasarnya merupakan pesan yang berupa kata-kata yang bermakna bagai individu ataupun dalam kelompok/organisasi. Pesan Verbal adalah semua jenis symbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan baik secara lisan maupun tulisan. Komunikasi verbal sangat penting dalam suatu perusahaan dan merupakan kunci sukses suatu perusahaan tersebut. Begitu pentingnya komunikasi verbal, sehingga tanpa komunikasi ini penyampaian pesan tidak dapat berlangsung dengan baik. [40] 
Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan komunikasi verbal yaitu:
1)      Bahasa
Pada dasarnya bahasa adalah suatu system lambang yang memungkinkan orang berbagi makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa verbal entah lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa suatu bangsa atau suku berasal dari interaksi dan hubungan antara warganya satu sama lain,
2)      Kata
Kata merupakan unti lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah suatu objek  yang melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang, kejadian, atau keadaan. Jadi, kata itu bukan orang, barang, kejadian, atau keadaan sendiri. Makna kata tidak ada pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara kata dan hal. Yang berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang.[41]
b)   Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal/tanpa kata-kata. Pada kenyataanya komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai dari pada komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan.[42]
            Komunikasi nonverbal adalah semua aspek komunikasi selain kata-kata sendiri. Ini mencakup bagaimana kita mengucapkan kata-kata, lingkungan yang mempengaruhi interaksi (suhu, pencahayaan), dan benda-benda yang mempengaruhi citra pribadi dan pola komunikasi.[43]
            Duncan dalam bukunya Organizational Behavior menyebutkan lima macam macam bentuk komunikasi dari nonverbal, yaitu: Kinescis, Proxemics, Chronomics, Oculesics, Physical Appearnce.[44]
1)      Kinescis
Pada komunikasi nonverbal biasa disebut dengan body language atau dalam bahasa Indonesia yaitu bahasa tubuh yang meliputi gerak badan, gerak tangan, ekspresi muka, dan sebagainya. kode kinesics dalam komunikasi nonverbal dapat memberikan pesan yang berupa perasaan, respon, emosi dan lainnya. Bentuk pesan kinesics juga mengemukakan bahwa eskpresi wajah yang merupakan pengaturan dari otot-otot muka untuk berkomunikasi dalam keadaan emosional atau terhadap reaksi pesan yang ditangkap olehnya. Pesan yang didapatkan juga dipengaruhi oleh pengaruh psikologi yang kemudian menjadi pemicu munculnya emosi yang pada akhirnya menjadi ekspresi wajah.Cara ini berguna untuk mengecek tingkat penerimaaan pesan dari seseorang. Dengan gerakan tubuh, seseorang dapat mengetahui informasi yang disampaikan tanpa harus mengucapkan suatu kata. Seperti menganggukan kepala berarti setuju.
2)      Proxemics
Istilah proxemics berasal dari kata proximity yang artinya kedekatan. Proxemics merupakan cara berkomunikasi yang tandanya ialah bagaimana pihak-pihak yang berkomunikasi  menempatkan diri secara fisik dalam suatu proses komunikasi. Komunikasi yang menyenangkan akan terlihat secara jelas dari makin mendekatnya pelaku-pelaku komunikasi dari cara mereka berdiri atau duduk dan begitupun sebaliknya pada saat komunikasi berlangsung tidak menyenangkan.
3)      Chronomics
Adalah menunjukan perilaku komunikasi berdasarkan lama atau sebentarnya waktu terputus dari komunikasi lisan. Penghentian waktu dari komunikasi yang cukup lama jangka waktunya menandakan adanya  kekurang pastian. Tetapi apabila komunikasinya terjalin secara berkesinambungan , ini memberikan indikasi bahwa komunikasi berlangsung menarik bagi kedua bela pihak.
4)      Occulesics
Yaitu komunikasi dalam bentuk gerakan – gerakan mata. Istilah ini menunjukkan pada pesan yang disampaikan melalui mata. Mata yang membelalak atau melotot menyatakan sesuatu pada lawan bicara. Orang bisa menunjukkan kekaguman atau marah dengan membelalakkan matanya.
5)      Physical appearance
Bentuk komunikasi dengan Penampilan fisik yang mencakup dua aspek seperti busana dan karakteristik fisik. Busana misalnya orang-orang memakai pakaian serba hitam saat meninggal. Pilihan orang atas busananya juga mencerminkan kepribadian, apakah ia orang yang religius, atau berjiwa muda.[45]

3.   Bentuk Komunikasi dalam Organisasi
Adapun bentuk-bentuk komunikasi yang terdapat dalam organisasi yaitu :
a.    Komunikasi Intrapersonal
Komnikasi intrapersonal pada dasarnya adalah komunikasi yang terjadi pada diri sendiri. Komunikasi intrapersonal sendiri merupakan pemakanaan yang diberikan oleh diri sendiri yang  meliputi beberap aspek seperti sensasi, asosiasi, persepsi, memori dan berpikir.
1)      Sensasi
Sensasi adalah proses pencerapan informasi (energy/stimulus) yang datang dari luar melalui panca indra. Sebagai contoh: Ketika kita sedang mendengarkan permasalahan yang disampaikan oleh seseorang. Di sini terjadi proses pencerapan informasi dengan melalui indera pendengaran.
2)      Asosiasi
Assosiasi adalah pengalaman dan kepribadian yang mempengaruhi proses sensasi.   terjadinya asosiasi antara stimulus dan respons ini megikuti hukum-hukum berikut seperti, hukum latihan (law of exercise), dan hukum  akibat (law of effect)
3)      Persepsi
Persepsi adalah pemaknaan/arti terhadap informasi (energy/stimulus) yang masuk ke dalam kognisi manusia. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli).
4)      Berpikir
Berpikir adalah akumulasi dari proses sensasi, asosiasi, persepsi, dan memori yang dikeluarkan untuk mengambil keputusan.  Selain itu berpikir juga diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan (decision making), memecahkan persoalan (problem solving) dan menghasilkan sesuatu yang baru (creativity).[46]
b.   Komunikasi Interpersonal
komunikasi antarpribadi atau communication interpersonal merupakan proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung.[47]
Fungsi komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah suatu usaha dalam meningkatkan hubungan antar per-orangan, menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagai pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.[48]Karena bersifat langsung, maka komunikator dapat dengan mudah untuk mengetahui situasi komunikasi  yang sedang berjalan. Oleh karena itu, komunikator dapat dengan segera mengubah strategi komunikasi jika diperlukan. Adapun lima aspek yang perlu diperhatikan dalam menjalankan komunikasi interpersomal doantaranya adalah: keterbukaan (openness), empati (empathi), sikap mendukung (suportivnes), sikap positif (possitivisme), dan kesetaraan (quality). adapun sifat dari komunikasi interpersonal ini dibedakan atas dua macam yaitu:
1)      Komunikasi Diadik (Dyadic Communication)
Komunikasi Diadik  ialah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi Diadik menurut Pace dapat dilakukan dalam 3 bentuk yakni : percakapan informal, dialog, dan wawancara.
2)      Komunikasi Kelompok kecil (Small Group Communication)
Komunikasi kelompok kecil ialah proses komunikasi yang berlangsung tiga orang atau lebih secara tatap muka, dimana anggotanya saling berinteraksi satu sama lain. Dan komunikasi kecil ini banyak dinilai dari type sebagai komunikasi antar pribadi karena anggota yang terlibat komunikasi terjadi secara face to face, komunikasi terjalin dengan sepotong-sepotong karena semua anggota yang terlibat dapat berkomunikasi.[49]
c.    Komunikasi Kelompok (group communication)
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya. Komunikasi kelompok  termasuk komunikasi tatap muka (face to face) karena komunikator dan komunikan berada dalam situasi saling berhadapan dan saling melihat.
Antara komunikasi kelompok dengan komunikasi antar pribadi sebenarnya tidak perlu ditarik suatu garis pemisah. Baik komunikasi kelompok maupun komunikasi antar pribadi melibatkan dua atau lebih individu yang secara fisik berdekatan dan yang menyampaikan serta menjawab pesan-pesan baik secara verbal maupun nonverbal. Akan tetapi, komunikasi antar pribadi biasanya dikaitkan dengan pertemuan antara dua, tiga atau mungkin empat orang yang terjadi secara sangat spontan dan tidak berstruktur, sedangkan komunikasi kelompok terjadi dalam suasana yang lebih berstruktur di mana para pesertanya lebih cenderung melihat dirinya sebagai kelompok serta mempunyai kesadaran tinggi tentang sasaran bersama. Komunikasi kelompok lebih cenderung dilakukan secara sengaja dan umumnya para pesertanya lebih sadar akan peranan dan tanggung jawab mereka masing-masing.[50]
Komunikasi kelompok terjadi dalam suatu jangka waktu tertentu. Kemampuan kita untuk saling tergantung adalah ditentukan oleh pertukaran pesan yang berkesinambungan. Kita mengucapkan sesuatu dan memberi respon pada hal tersebut. Lantas melalui umpan balik kita belajar mengenai perasaan orang terhadap sikap dan nilai-nilai kita.Singkatnya, komunikasi kelompok dapat dirumuskan sebagai suatu persepsi bersama, motivasi, dan pencapaian tujuan. Namun begitu, sifat esensial komunikasi kelompok adalah interdependensi. Anggota kelompok adalah saling berinteraksi satu sama lain, dan juga sampai derajat tertentu saling mengontrol dan mengendalikan.[51]




d.   Komunikasi Massa (Mass Communication)
Komunikasi massa pada dasarnya merupakan kegiatan komunikasi yang ditujukan kepada massa (khalayak umum) dengan menggunakan media massa.[52]
komunikasi massa tidak hanya diartikan sabagai pertukaran berita atau pesan yang dilakukan melalui media, tetapi juga sebagai kegiatan individu, kelompok/organisasi mengenai pertukaran data, fakta, dan ide.[53] Beberapa fungsi dari komunikasi massa yaitu
1)   Informasi, yaitu kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta, opini,  pesan, komentar,  sehingga  orang  bisa  mengetahui  keadaan yang.
2)   Pendidikan, yaitu dengan menyajkan informasi yang mengandung nilai edukasi, sehingga membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara informal.
3)   Hiburan, media massa adalah sarana yang banyak menyita waktu luang semua golongan usia, dengan difungsikannya sebagai alat hiburan dalam rumah tangga.

4.    Arah Komunikasi dalam Organiasi
Arah komunikasi dalam organisasi merupakan suatu pedoman dalam berlangsungnya proses komunikasi organisasi. Agar komunikasi sesuai dan tepat dengan sasaran, arah komunikasi dalam organisasi dibagi menjadi empat yaitu[54] :
a)   Komunikasi ke Bawah  (Downward Communication)
Komunikasi ke bawah adalah penyampaian informasi dari atasan ke bawahan sesuai dengan struktural di organisasi. Penggunaan komunikasi ini sangat efektif untuk penyampaian instruksi, pengarahan, pengontrolan kepada anak buah. Komunikasi dapat tertulis maupun lisan yang dapat disesuaikan dengan konteks serta kontennya. Komunikasi ke bawah bagi pimpinan sanagatlah penting dilakukan terutama kepada anggota/pegawai yang baru bergabung.
b)   Komunikasi ke Atas  (Upward Communication)
Komunikasi ke atas adalah penyampaian informasi dari bawahan ke atasan. Biasanya hal ini terjadi saat karyawan ingin menyampaian usulan, ide, keluhan, pengaduan, laporan. Apa yang disampaikan oleh anak buah bisa jadi sebuah informasi yang penting bagi atasan. Namun Pimpinan tetap perlu mencermati dan memvalidasinya kembali, tentunya pencatatan data bisa menjadi bahan pembandingnya. Arah komunikasi demikian harus tetap hidup guna perputaran informasi khususnya bagi pimpinans yang tidak terjun langsung ke ranah operasional.
c)   Komunikasi Horisontal (Horizontal Communication)
Komunikasi horisontal  adalah komunikasi yang melibatkan antar individu atau kelompok pada level yang sama. Contoh arah komunikasi ini adalah diskusi antar pegawai akuntan, dan diskusi direktur dengan kolega. Konteks dari komunikasi ini bersifat koordinasi sehingga satu dengan yang lain saling memberikan informasi.
d)  Komunikasi Silang (Diagonal Communication)
Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang dilakukan antar individu atau kelompok pada bagian berbeda dan tingkatan yang berbeda pula. Komunikasi diagonal banyak terjadi pada organisasi berskala besar dimana ketergantungan antar departemen yang berbeda sangat besar. Namun ada kelemahan dari komunikasi ini karena penyebaran informasi tidak sesuai dengan jalur rutin dan struktur organisasi yang sudah ada.[55]
e)   Komunikasi Luar organisasi (Eksternal Communication)
Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang berlangsung antara pemimpin atau orang maupun kelompok yang mewakilinya dengan sasaran organisasi yang meliputi masyarakat sekitar, organisasi, mitra instansi pemerintah, konsumen, dan mediamassa. Komunikasi eksternal merupakan kegiatan komunikasi yang biasa dilakukan oleh praktisi Humas dalam membina hubungan baik dengan publik eksternal. Tujuannya adalah mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif dari publik terhadap suatu organisasi.
Gambar 2.2:  Arah Komunikasi dalam organisasi
1.   
PIMPINAN
Komunikasi kebawah
KEPALA  BIDANG 1
KEPALA  BIDANG 2
KEPALA  BIDANG 3
 



2. Komunikasi keatas


3.    Komunikasi Diagonal
                                                                                    
PEG. 2
PEG. 5
PEG. 4
PEG. 3
PEG. 6
PEG. 7
PEG. 1               
PEG. 8
 



4.      Komunikasi Horizontal
Sumber : R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisas: Strategi meningkatkan kinerja peusahaan. Terjemahan Dedy Mulyana, MA.,Ph.D.
5.   Pola Komunikasi Organisasi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pola berarti bentuk, atau sistem.[56] Ada lima model pola komunikasi dalam organisai yang dikemukakan oleh Hummer,[57] antara lain: 
a)   Model Rantai (chain)
Pada pola komunikasi ini, terdapat lima tingkatan dalam jenjang hierarkisnya dan hanya dikenal sebagai system komunikasi arus keatas (upward) dan kebawah (downward). Artinya model tersebut  menganut hubungan komunikasi garis langsung (komando) baik ke atas tanpa terjadi suatu penyimpangan.
AA
B
E
C
DF
 


Gambar 1.  : Pola Komunikasi Rantai (Chain)

b)   Model Roda (Wheel)
C
Sistem komunikasi pada pola ini menjadikan semua laporan, instruksi, perintah kerja dan kepengawasan terpusat satu orang yang memimpin dengan empat bawahan atau lebih. Dan tidak terjadi interaksi (komunikasi) antara satu dengan bawahan yng lain.
C
C
C
A
 





           
                      Gambar 2 : Pola Komunikasi Roda (wheel)
c)   Model Lingkaran  (Circle)
Pada pola komunikasi inseperti ini semua anggota/karyawan bisa terjadfi interaksi pada setiap tiga tingkatan hirarki tetapi tanpa ada kelanjutan pada tingkatan yang lebih tinggi, dan hanya terbatas pada setiap level. Misalnya komunikasi terjadi secara interaksi antar sesama bawahan dengan atasannya langsung. 
A
E
D
C
B
 





        Gambar 3 : Pola Komunikasi Circle

d)  Model Semua Saluran (All-Channel)
Model pola komunikasi ini merupakan pengembangan dari pola komunikasi mode lingkaran (circle). Di dalam model ini semua tingkatandalam jaringan tersebut dapat melakukan interaksi timbale balik tanpa meliht siapa yang menjadi tokoh sentralnya. Semua arahn komunikasi antar jaringan dan jenjang hierarkinya tidak dibatasi dan setiap staf/bawahan bebas melakukan interaksi dengan berbagai pihak/pimpinan atau sebaliknya.
A
E
B
D
C
 






Gambar 4 : Pola Komunikasi All Channel
e)   Model huruf ‘’Y’’
Model jaringan komunikasi dalam organisasi ini tidak jauh berbeda dengan model rantai (Chain). Yaitu terdapat empat level jenjang hierarki, satu supervisor mempunyai dua bawahan dan dua atasan yang mungkin berbeda devisi atau department.
B
A
 
C
D
E
 






             Gambar 5 : Pola Komunikasi ‘’Y’’

6.    Teori  Komunikasi Organisasi 
Ada beberapa Teori komunikasi dalam organisasi di antaranya :
1)   Teori Struktural klasik
Teori klasik atau structural berasal dari dua teori, yaitu teori saintifik manajemen yang dikembangkan oleh W. Tylor 1911 yang menekankan pada pembagian pekerjaan untuk mendapatkan hasil maksimal dengan biaya seefisien mungkin.
Pandangan teori klasik mengenai organisasi berdasarkan asumsi sebagai berikut :
a)         Organisasi ada terutama untuk menyelesaikan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
b)         Bagi suatu organisasi, ada struktur yang tepat bagi tujuan lingkungan, teknologi, dan partisispasinya.
c)         Pekerjaan organisasi paling efektif bila ada tantangan lingkungan dan kepentingan  pribadi terhalang oleh norma-norma rasionalitas.
d)        Spesialisasi akan meningkatkan taraf keahlian dan performan individu,
2)   Teori hubungan manusia
Manusia sebagai anggota organisasi merupakan inti organisasi social, dan tidak terlepas dari itu manusia terlibat dalam tingkah laku organisasi.
Teori hubungan manusia diperkenalkan pada tahun1930-an yang dipelopori oleh Bernard 1938, Mayo 1993, Roetlisherger dan Dichson 1939. Teori hubungan manusia ini menekankan pada pentingnya individu dan hubungan sosialdalam kehidupan organisasi. teori ini menyarankan  strategi peningkatan kepuasan anggota organisasi dan menciptakan organisasi yang dapat membantu individu mengembangkan potensinya.
3)   Teori Sistem Sosial
Berbeda dengan dua teori sebelumnya, teori system memandang organisasi sebagai kaitan bermacam-macam komponen yang saling tergantung satu sama lain dalam mencapai tujuan organisasi. Setiap bagian mempunyai peranan masing-masing dan berhubungan dengan bagian lain untuk melakukan koordinasi.
4)   Teori Politik
Ahli teori politik melihat bahwa kekuasaan (Power), konflik dan dari sumber-sumber yang langka sebagai pokok permasalahan pada organisasi. preposisi dari prespektif politik menurut Bolman 1988 yaitu :
a)   Kebanyakan dari keputusan-keputusan penting dalam organisasi mencakup alokasi sumber-sumber yang langka.
b)   Organisasi adalah komposisi gabungan dari sejumlah kepentingan individu dan kelompok
c)   Kepentingan individu dan kelompok berbeda-beda dalam nilai-nilai mereka, kesukaan, kepercayaan, informasi, dan persepsi mengenai realitas.
d)  Tujuan-tujuan dan keputusan organisasi timbul dari proses perundingan, negosiasi, dan merebut posisi diantara individu dan kelompok.
e)   Karena langkanya sumber-sumber dan adanya perbedaan yang abadi, kesukaan dan konflik merupakan pusat kehidupan organisasi.
5)   Teori Simbolis
Teori ini membayangkan suatu dunia yang berangkat secara signifikan dari aturan-aturan tradisional mengenai hakikat organisasi dan tingkah laku manusia.
a)   Paling penting mengenai suatu kejadian, bukan apa yang terjadi tetapi arti dari apa yang terjadi.
b)   Arti dari suatu kejadian tidak ditentukan secara sederhana dari apa yang terjadi tetapi cara-cara manusia menginterpretasikan apa yang terjadi.
c)   Banyak kejadian-kejadian dan proses yang paling penting dalam organisasi pada dasarnya meragukan dan tidak pasti.
d)  Keraguan-keraguan dan ketidakpastian meruntuhkan pendekatan rasional, mnganalisis, memecahkan  masalah dan membuat keputusan.
e)   Bila menghadapi ketidakpastian dan keragu-raguan, menghilangkan kebingungan, menambah untuk memprediksi dan memberikan arah.[58]
     
C.   Budaya Organisasi
1.   Pengertian budaya organisasi
Secara harfiah Budaya Organisasi terdiri dari dua kata, yaitu budaya dan Organisasi. kata budaya berasal dari bahasa sansekerta budhayah, bentuk jamak dari budhi yang artinya akal atau segala sesuatu yang berkaitan dengan akal pikiran, nilai-nilai dan sikap mental. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah culture  yang artinya mengolah atau mengerjakan sesuatu yang kemudian berkembang sebagai cara manusia mengaktualisasikan rasa (value), krestivitas (Creativity), dan karya-karyanya (performance).[59] Budaya Organisasi mengacu pada suatu sistem berbagi arti yang dilakukan oleh para anggota yang memmbedakan organisasi dari organisasi lainnya. Adapun pendapat beberapa para ahli tentang pengertian dari budaya organisasi, antara lain :
1). Robbins Menjelaskan, budaya organisasi sebagai nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi. Pengertian ini merujuk pada sebuah sistem pengeretian yang diterima secara bersama. Robbins mengungkapkan bahwa dalam setiap organisasi terdapat pola mengenai kepercayaan, ritual, Mitos, serta praktik-praktik yang telah berkembang sejak lama.

2). Schein mendefinisikan, Budaya Organisasi sebagai, asumsi-asumsi dan keyakinan-keyakinan dasar yang dilakukan bersama oleh para anggota dari sebuah kelompok atau organisasi. Aumsi ini dan keyakinan tersebut menyangkut pandangan kelompok mengenai dunia dan keburukannya. Dalam dunia tersebut, sifat dari waktu dan ruang lingkup, sifat, dan hubungan manusia. Sehein membedakan antara keyakinan yang mendasari (yang dapat tidak disadari) dan nilai-nilai yang menyertai yang dapat konsisten maupun tidak dengan keyakinan-keyakinan tersebut.

3). Wilkins mengemukakan, Budaya Organisasi sebagai sesuatu yang dianggap biasa dan dapat dibagi bersama yang diberikan orang terhadap kelompoknya atau organisasinya. Arti yang dapat dibagi bersama tersebut dinyatakan sebagai kebiasaan (seperti upacara tertentu), slogan, legenda (khususnya mengenai pahlawan).
Secara singkat yang dimaksud dengan budaya organisasi adalah, keyakinan dan prinsip-prinsip yang merupakan landasan dan perikalu organisasi yang meningkatkan atau menghambat sistem didalam organisasi itu sendiri.

2.      Fugsi Budaya Organisasi
Menurut Robbins, fungsi Budaya Organisasi ada lima yaitu :
1). Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
2). Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
3). Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas dari pada kepentingan diri individual seseorang.
4). Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
5). Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.
c. Teori Budaya Organisasi (Organizational Culture Theory).
           
3.      Teori Budaya Organisasi
Pacanowsky dan O'Donnell Trujillo merasa bahwa organisasi dapat paling baik dipahami dengan menggunakan lensa budaya, sebuah ide yang mulanya dikemukakan oleh seorang antropolog bernama Clifford Geertz. Budaya di sini bukan membicarakan area SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan). Budaya organisasi juga bukan hanya mencakup aspek matrealistis, namun juga emosionalitas dan kondisi psikologis partisipan yang ada dalam sebuah kegiatan berorganisasi. Budaya itu sendiri mencakup aspek-aspek mendasar seperti spirit anggota, sikap, kuantitas dan kualitas produktifitas, simbol-simbol yang tentunya memiliki esensi baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal, yang mana keseluruhan hal tersebut akan merepresentasikan kondisi iklim sebuah organisasi, “dingin”, “panas” atau “hangat”.[60]
Teori Budaya Organisasi yang dicetuskan oleh Pacanowsky dan O'Donnell Trujillo, merupakan teori yang memiliki arti penting dalam teori dan penelitian di bidang komunikasi organisasi. Adapun asumsi teori dari Teori Budaya Organisasi. Asumsi-asumsinya antara lain:
a)   Anggota-anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan perasaan yang dimiliki bersama mengenai realitas organisasi, yang berakibat pada pemahaman yang lebih baik mengenai nilai-nilai sebuah organisasi. Inti dari asumsi ini adalah nilai yang dimiliki organisasi. Nilai merupakan standard dan prinsip-prinsip yang terdapat dalam sebuah budaya.
b)   Penggunaan dan interpretasi simbol sangat penting dalam budaya organisasi. Ketika seseorang dapat memahami simbol tersebut, maka seseorang akan mampu bertindak menurut budaya organisasinya.
c)   Budaya bervariasi dalam organisasi-organisasi yang berbeda, dan interpretasi tindakan dalam budaya ini juga beragam. Setiap organisasi memiliki budaya yang berbeda-beda dan setiap individu dalam organisasi tersebut menafsirkan budaya tersebut secara berbeda.Terkadang, perbedaan budaya dalam organisasi justru menjadi kekuatan dari organisasi sejenis lainnya.[61]

D.    Kepemimpinan
1.      Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata pimpinan yang berarti orang/individu yang ditunjuk sebagai ketua dalam sebuah kelompok. kepemimpinan juga merupakan kemampuan untuk memengaruhi suatu kelompok menuju pencapaian sebuah visi atau tujuan yang ditetapkan.[62]
Islam sebagai rahmat bagi seluruh manusia, telah meletakkan persoalan kepemimpinan sebagai salah satu persoalan pokok dalam ajarannya. Beberapa pedoman atau panduan telah digariskan untuk melahirkan kepemimpinan yang diridhai Allah SWT, yang membawa kemaslahatan, dan menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat kelak. Allah SWT telah memberi tahu kepada manusia, tentang pentingnya kepemimpinan dalam islam diungkapkan dengan berabagai macam istilah antara lain khalifah, Imam, dan Uli al-Amri. Salah satu diantanranya terdapat pada QS. Al-Baqarah, ayat 30 yaiu :
øŒÎ)ur tA$s% š/u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkŽÏù `tB ßÅ¡øÿム$pkŽÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB Ÿw tbqßJn=÷ès?
Terjemahannya:
 ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."[63]

Dalam ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT. menjadikan manusia sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi. Khalifah memiliki dua makna, yaitu menggantikan dan menguasai/pemimpin. Sebagai penguasa/pemimpin, kandungan Surah Al-Baqarah Ayat 30 – menjelaskan kisah pembuka keberadaan dan eksistensi manusia di muka bumi ini. Di hadapan para malaikat, Allah SWT. menyampaikan iradah-Nya bahwa Dia akan mengangkat seorang khalifah pengganti Allah dalam memakmurkan bumi.
Berikut ini beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai  definisi kepemimpinan antara lain :
a)   George R. Terry
Kepemimpinan adalah hubungan yan gada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
b)   P. pigors
Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong melalui keberhasilan interaksi dari perbedaan-perbedaan individu, dan mengontrol manusia dalam mengejar tujuan bersama.
c)   Locke
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses membujuk (inducing) orang-orang lain untuk mengambil langkah menuju sasaran bersama.

2.      Gaya Kepemimpinan (Leadership Style)
Gaya kepemimpinan atau yang biasa disebut perilaku kepemimpinan merupakan kegiatan seorang pemimpin dalam membimbing, mengarahkan, mempengaruhi para anggotanya dalam rangka pencapaian tujuan kelompok.[64]
Menurut Duncan, ada lima gaya kepemimpinan yaitu otokratis, demokratis, dan gaya bebas (the laissez). Adapun penjelannya yaitu sebagai berikut :
a)      Gaya kepemimpinan Otokratis
Adalah gaya kepemimpinan dimana pemimpin banyak  memengaruhi atau menentukan perilaku pengikutnya. Dalam gaya ini pemimpin lebih banyak menentukan apa yang harus dicapai dan dilaksanakan serta bagaimana mencapainya. Namun demikian, tidaklah berarti bahwa ia kurang memperhatikan anggotanya.
b)       Gaya kepemimpinan Demokratis
            Adalah gaya yang banyak menekankan pada partisipasi pengikut dari kecendrungan pemimpin untuk menentukan sendiri. Para anggota atau pengikut selalu diberi kesempatan menentukan apa yang akan dicapai dan bagaimana cara mencapainya.
c)       Gaya kepemimpinan bebas (laissez faire)
            Adalah gaya kepemimpinan yang lebih banyak menekankan kepada putusan kelompok. Dalam gaya ini, seorang pemimpin akan menyerahkan keputusan pada keinginan kelompok. Apa yang baik menurut kelompok itulah yang akan menjadi keputusan akirnya dan bagaimana pelaksanaan nyapun tergantung  kepada kemauan kelompok.[65]
d)      Gaya Kepemimpinan Birokratis
Gaya ini dapat dilukiskan dengan kalimat “memimpin berdasarkan peraturan”. Perilaku pemimpin ditandai dengan keketatan pelaksanaan prosedur yang berlaku bagi pemipin dan anak buahnya. Pemimpin yang birokratis pada umumnya membuat keputusan-keputusan berdasarkan aturan yang ada secara kaku tanpa adanya fleksibilitas. Semua kegiatan hampir terpusat pada pimpinan dan sedikit saja kebebasan orang lain untuk berkreasi dan bertindak, itupun tidak boleh lepas dari ketentuan yang ada.Adapun karakteristik dari gaya kepemimpinan birokratis adalah sebagai berikut:
1)   Pimpinan menentukan semua keputusan yang bertalian dengan seluruh pekerjaan dan memerintahkan semua bawahan untuk melaksanakannya.
2)   Pemimpin menentukan semua standar bagaimana bawahan melakukan tugas.
3)   Adanya sanksi yang jelas jika seorang bawahan tidak menjalankan tugas sesuai dengan standar kinerja yang telah ditentukan.

3.      Komunikasi dalam Kepemimpinan
Kemampuan untuk memberikan dan menerima komunikasi merupakan keharusan bagi seorang pimpinan. Seorang pimpinan adalah orang yang bekerja dengan menggunakan orang lain, karena itu pemberian perintah berupa penyampaian informasi kepada orang lain tersebut mutlak perlu dikuasai.[66]
Adapun fungsi komunikasi dalam kepemimpinan yaitu :
a). Mencapai pengertian satu sama lain
b). Membina kepercayaan
c). Mengkordinir tindakan
d). Merencanakan Strategi
e). Melakukan pembagian pekerjaan
f). Melakukan aktifitas kelompok dan berbagi rasa

4.      Teori Kepemimpinan
Adapun teori-teori yang mengkaji tentang kepemimpinan antara lain :
1.   Teori kepemimpinan situasional
Teori kepemimpinan situasional (SLT) menitikberatkan pada para pengikutnya. Teori ini mengatakan bahwa kepemimpinan yang berhasil akan bergantung pada pemilihan gaya kepemimpinan kontingengsi bahwa kepemimpinan yang tepat terhadap kesiapan dari para pengikutnya, sampai sejauh mana mereka bersedia dan mampu untuk menyelesaikan suatu tugas  tertentu.
2.   Teori jalur-Tujuan
Dikembangkan oleh Robert House, teori jalur tujuan mengutip elemen-elemen struktur dan keramahan, serta ekspektansi dari teori motiovasi. Teori ini menyarankan bahwa tugas dari pimpinan untuk menyediakan informasi, dukungan, atau sumber daya lainya bagi para pengikutnya untuk mencapai tujuannya.
Menurut teori jalur-Tujuan, apakah sesorang pimpinan harus mengarahkan atau mendukung, atau harus memperlihatkan beberapa perilaku lainnya, bergantung pada analisis yang rumit atas situasi. Teori ini memprediksikan
a)   Kepemimpinan yang mengarahkan (directive leadership) akan menghasilkan kepuasan yang lebih tinggi pada tugas yang bersifat ambigu atau penuh tekanan dibandingkan pada tugas-tugas yang terstruktur  dan ditata dengan baik.
b)   Kepemimpinan yang mendukung (supportive leadership) akan memberikan kinerja dan kepuasan yang tinggi ketika para pekerja mengerjakan tugas yang yang terstruktur.
c)   Kepemimpinan yang mengarahkan (Diretctive leadership) lebih cenderung dipandang sebagai faktor yang mubazir jika berada antara para pekerja yang memiliki kemampuan yang tinggi atau pengalaman yang bagus.[67]










BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.      Jenis Penelitian
Metode penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini bermaksud mendeskripsikan gambaran tentang konsep komunikasi organisasi anatara pimpinan dan pegawai dalam penerapan visi misi instansi pemerintahan. Yang mana dimaksud untuk menerangkan bagaimana hubungan yang terjadi antar pimpinan dan pegawai dalam penarapan visi misi. Dengan orientasi demikian, maka jenis penelitian yang dianggap relevan adalah penelitian deskriptif kualitatif.[68]
Metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.[69]

B.     Objek dan Lokasi Penelitian
1.      Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar dan sejumlah pegawai kantor Dinas Perhubungan  Kota Makassar.
2.      Lokasi penelitian
Penelitian ini berlangsung di kantor Dinas Perhubungan Kota Makassar. Kantor Dinas Perhubungan Kota Makassar terletak pada JL. Malengkeri No. 18, Kelurahan Mangasa, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. Waktu yang digunakan peneliti ini terhitung sejak pengesahan draft proposal penelitian, surat rekomendasi penelitian, hingga tahap pengujian hasil riset.

C.     Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini ada dua yaitu pendekatan pada budaya organisasi dan pendekatan komunikasi organisasi.
1.      Pendekatan Budaya Organisasi
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan budaya organisasi sebab menurut John Van Maaren dan Stephen Barley ada 3 domain pada budaya organisasi yaitu :
a)   Ecological context : Realitas dunia seperti lokasi, waktu dan konteks sosial yang didalamnya organisasi berjalan.
b)   Differential interaction : cara yang sama dalam menerjemahkan kejadian atau sebagai collective understanding. Domain ini berkaitan dengan konten budaya seperti : Ide, tatanan ideal, nilai dan praktis.
c)   Individual domain : domain ini fokus pada tindakan praktis individu[70]
2.      Pendekatan Komunikasi Organisasi
Penelitian ini menggunakan pendekatan komunikasi organisasi sebab, Deddy   Mulyana   mengemukakan   lingkup   kajian   komunikasi   organisasi (organization communication) sebagai berikut: komunikasi organisasi, bersifat formal dan juga   informal,   dan   berlangsung   dalam   suatu   jaringan   yang   lebih   besar   dari   pada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan komunikasi diadik, komunikasi antar-pribadi dan ada kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikas ike atas, komunikasi horizontal. Sedangkan komunikasi informal tidak bergantung padas truktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat,  dan konumikasi luar organisasi.[71]
.
Dari penjelasan tersebut, ada tujuh konsep kunci di dalam komunikasi organisasi yaitu:[72]
a)      Proses
suatu organisasi adalah suatu system yang terbuka yang dinamis yangmenciptakan dan menukar pesan di antara anggotanya. Karena gejala menciptakandan enukar informasi ini berjalan terus-menerus dan tidak ada henti-hentinya maka dikatakan suatu proses.
b)      Pesan
 Yang dimaksud dengan pesan adalah susunan symbol yang penuh arti tentang orang, objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Untuk berkomunikasi sesorang  harus sanggup  menyusun  suatu gambaran  pesan yang efektif,   sehingga   pesan   yang   dikirimkan   itu   diartikan   sama   dengan   apa   yang dimaksud antara pengirim dan penerima pesan tersebut.
c)      Jaringan
Organisasi terdiri  dari  satu seri orang yang tiap-tiapnya  menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dariorang-orang ini sesamanyaterjadi memlalui suatu set jalan kecilyang dinamakanjaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi ini mungkin mencakup hanya duaorang, beberapa orang, atau keseluruhan organisasi.
d)      Keadaan Saling Tergantung
Hal ini telah menjadi sifat dari suatu organisasi yangmerupakan suatu system terbuka. Bila suatu bagian dari  organisasi mengalami.gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh system organisasi.


e)      Hubungan
Karena organisasi merupakan suatu sistem terbuka, sistem kehidupan sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia. Dengan kata lain jaringan melalui mana jalannya pesan dalam suatu organisasidihubungkan oleh manusia. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasiperlu  dipelajari   diantaranya;   sikap,   skil,   moral   yang   dilakukan   oleh   seorangpengawas.
f)     Lingkungan
 Yang dimaksud dengan lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan factor social yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenaiindividu dalam suatu system. Lingkungan ini dapat dibedakan atas lingkungan internal dan eksternal. Yang termasuk lingkungan internal adalah personalia, staf atau pegawai, dan komponen organisasi lainnya. Sedangkan lingkungan eksternal dari organisasi adalah langganan, saingan dan teknologi.
g)    Ketidak pastian.
Yang dimaksud ketidak pastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan.

D.    Paradigma Penelitian
Paradigma adalah model atau kerangka kerja untuk penelitian agar memahami cara apa yang kita lihat dan bagaimana kita pahami.[73]  Dengan budaya organisasi dalam penelitian ini tentunya paradigma yang digunakan dalam penelitian ini yaitu paradigma konstruktivisme. Asumsinya adalah komunikasi organisasi dengan pendekatan budaya organisasi. Menurut Griffin, bahwa pendekatan budaya pada organisasi lebih fokus pada paradigma konstruktif dengan tradisi komunikasinya lebih kepada socio-cultural.[74]
 Paradigma Konstruktivisme merupakan paradigma yang toleran, longgar serta tidak terlalu mementingkan tahap penelitian. Paradigma ini melahirkan metode penelitian kualitatif yang memiliki sifat yang berbeda dengan metode kuantitatif.[75] Dalam isu atau fenomena yang akan diteliti realitas dalam hal ini bentuk serta isinya bergantung pada manusia atau kelompok sosial yang memiliki konstruksi didalamnya.

E.     Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua teknik dalam pengumpulan data yaitu data primer dan data sekunder. Adapun penjelasan mengenai keduanya yaitu:
1.      Data Primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti . Ada dua cara mendapatkan data secara langsung dalam penelitian yaitu dengan melakukan observasi dan wawancara.  Adapun penjelasannya dikatakan sebagai berikut:
a)       Observasi
Peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap pegawai di Dinas Perhubungan Kota Makassar. Dengan perlengkapan panca indera yang dimiliki manusia terutama mata dan telinga, observasi dilakukan untuk mengamati objek-objek yang ada disekitar kita. Penulis menggunakan metode observasi ini untuk mendapatkan data yang terkait dengan fokus masalah yang akan dengan cara terjun langsung ke lapangan yaitu Dinas Perhubungan Kota Makassar.
b). Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data untuk mendapatkan keterangan lisan melalui tanya jawab dan berhadapan langsung kepada orang yang dapat memberikan keterangan. Keuntungan dengan teknik wawancara ini adalah peneliti dapat menangkap suasana batin responden, seperti gelisah, takut, senang, sedih atau jawaban yang tidak wajar, bahkan jawaban bohong pun dapat segera terdeteksi.[76]
wawancara mendalam (depth interview) yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada informan untuk menggali informasi yang lebih akurat tentang permasalahan yang telah dirumuskan atau objek yang akan diteliti. Proses pemilihan informan menggunakan Purposive sampling (sampel bertujuan) berdasarkan tujuan penelitian.
Informan yang dimaksud adalah pimpinan, yaitu orang yang mempunyai jabatan khusus serta mengetahui aktivitas pegawai di lingkup instansi, beserta pegawai yang bekerja di Dinas Perhubungan Kota Makassar.
Adapun informan yang dianggap menjadi kunci informasi darik kasus penelitian ini antara lain :
1)      Kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar, selaku pimpinan kantor/organisasi
2)      Kepala Bidang Lalu Lintas di Dinas Perhubungan Kota Makassar, selaku kordinator lalulintas darat kota Makassar.
3)      Kepala Bidang Pengendalian Operasional, selaku kordinator pengendalian operasional.
4)      Kepala Bidang Teknik Sarana dan Prasarana, selaku kordinator pemenuhan sarana dan prasarana perhubungan.
5)      Kepala Bidang Angkutan, selaku kordinator angkutan
6)       Sekertaris, selaku wakil kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar.
7)      Humas, selaku juru bicara Dinas Perhubungan Kota Makassar
8)       Pegawai di Dinas Perhubungan Kota Makassar.


2.      Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber yang didapat peneliti melalui dokumen atau arsip-arsip, serta literature yang relevan dengan pembahasan penelitian.dari tempat penelitian berlangsung.[77] Data sekunder juga meliputi dua aspek yaitu:
a)   Library Search (Riset Kepustakawan)
Adalah kegiatan mencari dan mengolah data-data, literature yang sesuai untuk dijadikan refrensi dan dijadikan sebagai acuan dasar untuk menerangkan konsep-konsep penelitian. Berdasarkan bentuk penelitian ini, data literature yang dimaksud adalah berupa perpustakaan.
b). Dokumentasi
Adalah pengumpulan data dengan cara melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen yang berisi data yang menunjang analisis dalam penelitian. Peneliti melakukan dokumentasi pada saat penelitian berlangsung di Dinas Perhubungan Kota Makassar.

F.     Instrumen Penelitian
Instrument penelitian merupakan alat bantu atau fasilitas bagi peneliti dalam mengumpulkan data agar penelitian dapat lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistemis, sehingga data yang diperoleh mudah dioalah.[78]
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu Instrumen Pokok, dan Instrumen Penunjang. Instrumen pokok yaitu adalah manusia itu sendri, sedangkan instrument penunjang adalah pedoman observasi, dan pedoman wawancara. Adapun instrument lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan kamera dalam proses observasi untuk merekam kegiatan-kegiatan  berupa data penelitian yang ditemukan pa Dinas Perhubungan Kota Makassar.

G.    Teknik Analisis Data
Dalam melakukan analisis data penelitian, tentu harus menggunakan metode pengolahan yang bersifat kualitatif. Data kualitatif dapat berupa kata-kata, kalimat ataupun narasi-narasi, baik yang diperoleh dari wawancara ataupun observasi. Oleh sebab itu teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model analisis interaktif (interactive model of analisyis).
Teknik ini terdiri dari tiga komponen yaitu : penyajian data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan.[79] Adapun tahapun dari analisis data dijelaskan sebagai berikut:
1.       Reduksi Data (data reduction)
Diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyerderhanaan data “kasar” yang muncul dalam catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses ini berlangsung terus menerus selama penelitian. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data.
2.      Penyajian Data (data display)
Diartikan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan penyajian data, peneliti akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan pemahaman tentang penyajian data.
3.      Penarikan kesimpulan (conclusion drawing)
Kesimpulan yang diambil akan ditangani secara longgar dan tetap terbuka sehingga kesimpulan yang semula belum jelas, kemudian akan meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan kokoh. Kesimpulan ini juga diverifikasi selama penelitian berlangsung dengan maksud-maksud menguji kebenaran, kekokohan dan kecocokannya yang merupakan validitasnya


Gambar 3.1: Skema Analisis Interaktif
Pengumpulan
Reduksi Data
Penyajian Data
Penarikan Kesimpualan
 






  

                Sumber : Matthew dan miles dalam Analisa Data Kualitatif















BAB IV

HASIL PENELITIAN

A.  Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kota Makassar
Dinas Perhubungan Kota Makassar adalah suatu instansi yang bertugas melayani masyarakat Kota Makassar pada bidang transportasi/perhubungan, khususnya untuk membantu masyarakat dalam prizinan, regulasi serta penataan transportasi/perhubungan.
Dinas Perhubungan Kota Makassar juga merupakan bagian dari Pemerintah Kota Makassar dan menjadi unsur penunjang yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung  kepada Walikota Makassar.
            Kantor dinas Perhubungan kota Makassar terletak di jalan Malengkeri No. 36 kelurahan Mangasa, Kecamatan Tamalate. Sampai dengan tahun 2016 saat ini, Dinas Perhubungan Kota Makassar memiliki jumlah pegawai sekitar 385 pegawai yang diantaranya terdiri 127  pegawai negeri sipil, 230 orang tenaga kontrak, dan 38 orang tenaga sukarela. Dinas Perhubungan Kota Makassar dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi diantaranya :
1.   Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan bidang perhubungan.
2.   Pelaksaan pembinaan operasional dibidang perhubungan.
3.   Pengendalian dan pengawasan teknis dibidang perhubungan.
4.   Pemberian bimbingan teknis dibidang perhubungan.
5.   Pemberian ijin dan pelaksanaan pelayanan umum.
6.    Pelaksanaan Rumah Tangga dan Tata Usaha Dinas Perhubungan.       
Sejalan dengan Visi dinas perhubungan Kota Makassar saat ini yang bermaksud memberikan pelayanan prima, handal, dan professional, dalam bidang perizinan transportasi. Maka Dinas Perhubungan Kota Makassar  akan mnemberikan pelayanan prima bagi masyarakat terhadap jasa pelayanan perhubungan.

1.   Sejarah Singkat Dinas Perrhubungan Kota Makassar
Sejak jaman pemerintahan Hindia belanda, sektor transportasi khususnya lalu lintas jalan ditangani oleh Departemen WEG VERKEER EN WATER STATT, sebagai aturan hukum dan pelaksanaanya tercantum dalam WEG VERKEER ORDONANTIE (WVO), Stat Blad Nomor: 86 tahun 1993. Pada tahun 1942 s/d 1945 departemen yang mengatur lalu lintas tidak berfungsi secara maksimal karena adanya perang kemerdekaan. Pada tahun 1950, lembaga tersebut diaktifkan kembali dan berada pada naungan DEPARTEMEN LALU LINTAS DJALAN DAN PENGAIRAN NEGARA. Pada tahun 1957, lahirlah Undang-undang  nomor: 1 tahun 1957 tentang pokok-pokok pemerintahan didaerah. Atas dasar tersebutlah terbentuk DJAWATAN LALU LINTAS DLAJAN (LLD) yang dilaksanakan di 10 propinsi termasuk Sulawesi Selatan.
Dinas Perhubungan Kota Makassar dibentuk berdasarkan peraturan daerah nomor 25 tahun 2005 tentang pembentukan susunan organisasi dan tata kerja Dinas Perhubungan Kota Makassar dan selanjutnya di sesuaikan dengan PP. 41 Tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah dan peraturan Walikota Makassar (PERWALI) Nomor 32 Tahun 2009 tentang uraian tugas, jabatan dan struktural Dinas Perhubungan Kota Makassar. Dinas Perhubungan Kota Makassar sendiri mempunyai tugas pokok merumuskan, membina, dan mengendalikan kebijakan di bidang Perhubungan meliputi Lalu Lintas, Angkutan, Pengendalian Operasional dan Teknik Sarana dan Prasarana, Pengujian Kendaraan Bermotor serta Tugas lainnya yang berkaitan dengan perhubungan yang diberikan oleh Walikota, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Kantor Dinas Perhubungan Kota Makassar pada awalnya terletak di jalan Urip Sumoharjo yang sekarang adalah bekas terminal Panaikang. Kantor Dinas Perhubungan pada saat itu juga merupakan bekas kantor bidang Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya milik Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan. Namun karena lahan yang ditempati pada waktu itu menglami masalah sengketa dengan beberapa pihak masyarakat, akhirnya sejak tahun 2011 Kantor Dinas Perhubungan mulai dibangun kembali di Terminal Malengkeri.  Dan barulah pada awal tahun 2014 Kantor Dinas Perhubungan secara resmi dipindahkan ke Terminal Malengkeri Kota Makassar.
2.   Visi dan Misi
a.    Visi Dinas Perhubungan Kota Makassar
“Terwujudnya Pelayanan Prima, Handal, dan Prosesional dalam Pelayanan Perizinan dalam Bidang Perhubungan”.
Makna pokok yang terkandung dalam visi Dinas Perhubungan Kota Makassar tersebut, antara lain :
1)      Pelayanan prima,  memiliki arti bahwa memberikan pelayanan yang baik serta kemudahan bagi masyarakat dalam bidang perizinan
2)      Handal, memiliki arti bahwa sistem transportasi modern yang mampu menyiapkan dan menyediakan layanan transportasi sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat.
3)      Proffesional, memiliki arti bahwa bekerja dengan keahlian dan terampil dalam bekerja
b.   Misi Dinas Perhubungan Kota Makassar
1)   Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme aparatur dalam pelayanan perizinan
2)   Meningkatkan pelayanan perizinan yang mudah, cepat, tepat, akurat, dan akuntabel untuk kepuasan masyarakat.
3)   Meningkatkan kualitas data perizinan yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
3.   Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Makassar
Sesuai dengan PERDA Kota Makasar nomor 3 tahun 2009, maka ditetapkanlah Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Makassar. Adapun strukturnya yakni sebagai berikut.




























B.     Pola Komunikasi Organisasi Dalam Penerapan Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Makassar
Untuk mengetahui pola komunikasi organisasi dalam penerapan visi dan misi Dinas Perhubungan Kota Makassar, penulis menjabarkan hasil penelitian secara terperinci tentang seluruh bentuk komunikasi dan mekanismenya didalam organisasi. agar rumusan masalah terjawab dengan akurat, penulis menjabarkan nya sebagai berikut. 
1.   Komunikasi Organisasi Dinas Perhubungan Kota Makassar
Hasil penelitian komunikasi dalam organisasi pada Dinas Perhubungan Kota Makassar didapati dari interaksi semua pegawai yang diteliti yaitu meliputi, komunikasi ke bawah (Downward Communication), komunikasi ke atas (Upward Communication), komunikasi horisontal (Horizontal Communication), komunikasi Diagonal (Cross Communication), dan Komunikasi luar organisasi (Eksternal Komunikasi) baik secara verbal maupun nonverbal.
a)   Komunikasi ke bawah (Downward Communication)
Komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan merupakan usaha dalam berinteraksi dengan pegawai agar kordinasi serta tugas-tugas yang diberikan dari pimpinan dapat tersampaikan dan dijalankan dengan baik.
Pada kantor Dinas Perhubungan Kota Makassar, kegiatan formal dimulai pada pukul 07:30 pagi muladi dari hari senin s/d hari jumat. Kegiatan komunikasi organisasi dari pimpinan kepada pegawai biasanya berlangsung saat upacara bendera/apel pagi yang dilaksanakan setiap hari senin mulai dari pukul 07:30 – 08:30 pagi di halaman kantor Dinas Perhubungan Kota Makassar. Dalam pelaksanaan apel pagi pimpinan biasanya memberikan himbauan tentang kedisiplinan kepada para pegawai serta rancangan kerja jangka pendek. Proses komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan selanjutnya seperti penyebaran informasi rutin atau informasi prosedural yaitu melalui papan pengumuman, surat edaran dan buku pedoman pegawai. Begitu pula pelaksanaan komunikasi dalam penerapan visi dan misi dari pimpinan penyampaiannya juga melalui papan pengumuman. Selain itu salah satu proses komunikasi dari pimpinan kepada pegawai terkait evaluasi kerja target yaitu evaluasi yang dilakukan dalam waktu tiga bulan sekali dengan cara mengadakan rapat antar kepala bidang dengan  menghadirkan seluruh para kepala bidang seperti, kepala bidang teknik sarana dan prasarana, kepala bidang angkutan, kepala bidang lalu lintas, dan kepala bidang pengendalian operasional. Adapun proses penyampaian hasil rapat evaluasi kepada seluruh pegawai akan disampaikan melalui surat edaran dan papan pengumuman. Untuk selanjutnya para kepala bidang akan mengevaluasi kembali hasil rapat sebelumnya dengan membentuk rapat kelompok bersama anggota bidangnya.
                                     Gambar 4.2 : Rapat Evaluasi Kepala Bidang 
         
                            Sumber : Dinas Perhubungan Kota Makassar         
Komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan kepada pegawai dalam penerapan visi dan misi sangatlah terbatas dan memilih aspek-aspek tertentu dalam menlankannya. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti terhadap H. Marimin Tahir, SE, M.Pd selaku kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar mengatakan bahwa:
’komunikasi yang saya lakukan dalam penerapan visi dan misi biasanya saya komunikasikan pada saat rapat-rapat evaluasi bersama kepala bidang, tapi bukan berarti saya tidak memaparkannya kepada pegawai yang lainnya. Saya juga memberikan himbauan tertulis seperti papan informasi dan juga papan himbauan. Agar pegawai disini mengerti target jangka pendek dan jangka panjang dalam bekerja’’.[80]

Komunikasi yang dilakukan dari pimpinan kepada pegawai dalam penerapan visi dan misi berlangsung pada saat-saat tertentu dan juga dengan menggunakan mekanisme tertentu pula.
       Gambar 4.3: Papan Informasi                    Gambar 4.4: Himbauan Pelayanan
 
                        Sumber: Dinas Perhubungan Kota Makassar
            Disela-sela pelaksanaan tugas pada kegiatan komunikasi pimpinan kepada pegawai, kepala Dinas juga menyempatkan waktu untuk bercenkrama kepada pegawai nya yang bertugas dilapangan. Selaku pimpinan biasanya hanya bentuk sapaan dari pimpinan dan melihat kesiapan dan kelengkapan pegawai yang ada dilapangan. Kegiatan tersebut hanya berlangsung pada saat tertentu saja ketika pimpinan juga mengikuti event atau acara tersebut, seperti car free day, jalan santai, dan sebagainya.
       Gambar 4.5 : Kepala Dinas menemui pegawai yang bertugas di lapangan





                           Sumber: Dinas Perhubungan Kota Makassar
b)   Komunikasi ke Atas (Upward Communication)
Proses komunikasi dalam organisasi yang terjalin dari pegawai kepada pimpinan Dinas Perhubungan Kota Makassar sangat penting dalam kelancaran kerja pegawai, sebab dalam tahap ini pegawai biasanya memberikan umpan balik kepada kepala bidang dan selanjutnya akan diteruskan kepada kepala dinas. Para pegawai dalam berinteraksi dengan pimpinan dibatasi dengan skala kepentingan keperluan pegawai. Pegawai juga tidak dapat langsung bertemu dengan pimpinan apabila persoalan pegawai dapat diselesikan bersama kepala bidang pegawai tersebut. Proses interaksi antara pegawai dengan pimpinanpun hanya sering terjadi ketika hendak melaporkan informasi-informasi rutin yang diantaranya meliputi laporan harian, bulanan, dan tahunan serta melaporkan secara langsung tugas yang telah diselesaikan. Berdasarkan hasil wawancara terhadap bapak Mursalim Usman, ST, selaku pegawai anggota bidang lalu lintas Dinas Perhubungan Kota Makassar mengatakan bahwa:
‘’Pegawai disini ketika berkomunikasi dengan atasan terkait tugas biasanya cuma melaporkan hasil kerja atau laporan kepada kepala bidang secara langsung didalam ruangannya. Tapi kadang juga kami para anggota bidang lalu lintas membentuk suatu diskusi kecil bersama kepala bidang untuk memberikan kendala atau keluhan terkait tugas-tugas ketika dilapangan’’.[81]

             Gambar 4.6 : Rapat Pra-kondisi pegawai dan pimpinan
                



   Sumber : Dinas Perhubungan Kota Makassar
Selain itua pada Dinas Perhubungan Kota Makassar  beberapa pegawai biasanya mengkomunikasikan keluhannya atau memberi masukan kepada pimpinan terkait pekerjaan yang diterima. Kemudian proses komunikasi tersebut berlangsung dengan diadakannya rapat yang tidak direncanakan. Rapat tersebut biasa dikenal dengan rapat pra-kondisi tujuannya untuk menberitahukan kepada pimpinan tentang kekurangan dan kesiapan dari suatu program kerja atau tugas yang sementara dikerjakan pegawai.
c)   Komunikasi Horisontal (Horisontal Communication)
Pelaksanaan komunikasi antar pegawai yang terjalin pada Dinas Perhubungan Kota Makassar sangat aktif. Berdasarkan hasil wawan cara peneliti terhadap bapak Fahrul selaku pegawai bidang lalu lintas Dinas Perhubungan Kota Makassar yang mengungkapkan bahwa:
‘’komunikasi kepada pegawai sangat penting dalam pelaksanaan tugas-tugas kami dilapangan karena bentuk kordinasi sebelum melakukan tugas adalah komunikasi baik dengan kepala bidang maupun sesame pegawai yang sedang bertugas, makanya kami bidang lalu lintas sangat aktif berdiskusi bersama. Ketika berkomunikasi bersama kami banyak membahas tentang kesiapan dan strategi pelaksanaan tugas mengenai penertiban kendaraan dan sebagainya.’’[82]

                Komunikasi antar pegwai atau komunikasi yang setingkat jabatannya dalam organisasi pada Dinas Perhubungan Kota Makassar yang dilakukan pada saat keadaan yng tidak formal banyak berisikan tentan kabar selentingan atau gossip, rumor, dan isu-isu seputar pemerintahan. Kabar selentingan yang banyak dibahas ketika berkomunikasi kesesama pegawai lainnya yaitu menegenai personil lapangan yang melaksanakan tugas dengan baik, dan pegawai juga banyak membicarakan orang-orang yang akan diangkat oleh pimpinan untuk mengisi posisi jabatan sebagai kepala bidang yang saat ini masih kosong.
d)  Komunikasi Diagonal (Cross Communication)
Komunikasi diagonal atau komunikasi silang yang terjalin pada Dinas Perhubungan Kota Makassar merupakan proses komunikasi yang banyak dilakukan oleh pegawai bidang lalulintas kepada kepala bidang angkutan, sebab pelaksanan dan kordinasi tugas dari bidang lalu lintas sangat  berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab dari bidang lalu lintas seperti pelanggaran, dan izin berkendara dari mobil truck, contaiener, mobil bus dan sebagainya yang melintas di jalan-jalan protokol kota Makassar. Adapun mekanisme yang dilakukan pada saat mengkordinasikan hal tersebut yakni menggunakan handtalk (HT), dan telepon genggam. Pegawai bidang lalu lintas yang menertibkan kendaraan-kendaraan tersebut kemudian menggiring dan melaporkan kepada pegawai atau kepala bidang angkutan dan untuk selanjutnya akan diproses kelengkapan administrasi persuratan izin jalan kendaraan pada bidang angkutan. Berdasarkan wawancara peneliti terhadap Rachmat Saleh, selaku pegawai bidang lalulintas, seksi rekayasa lalulintas mengungkapkan bahwa:
 ’kami disini biasa kordinasi dengan pegawai yang beda bidangnya dengan bidang kami. Seperti memberitahukan kepada kepala bidang tentang hasil penertiban kendaraan berat yang melintas. Dan untuk selanjutnya akan diproses kembali sesuai prosedur dari kepala bidang tersebut’’.[83]

Dalam penerapan visi dan misi Dinas perhubungan, pelaksanaan tugas yang dikerjakan pegawai pada saat berkordinasi dengan pegawai bidang yang lain hanya berlangsung pada beberapa bidang-bidang tertentu seperti bidang lalu lintas kepada pegawai serta kepala bidang angkutan, kemudian dari bidang angkutan berkordinasi kepada bagian UPTD pengujian kendaraan (KIR).
Komunikasi silang yang terjalin merupakan salah satu bentuk prosedur kerja yang ada pada Dinas Perhubungan Kota Makassar. Selain itu komunikasi beda departemen ini membatu beberap pegawai dalam mendapatkan informasi terkait kelengkapan data-data administrasi pegawai bidang yang ingin di dapatkan dari kepala bidangnya. 
e)   Komunikasi keluar (Eksternal Communication)
Komunikasi keluar organisasi dalam pelaksanaan visi dan misi sangat wajib untuk dilaksanakan, sebab komunikasi dengan pihak luar organisasi adalah salah satu bentuk interaksi dalam penerapan visi dan misi yaitu pelayanan kepada masyarakat. Masyarakat yang merupakan sasaran utama dalam penerapan utama visi dan misi diharapkan merasa dilayanai dengan baik atau mendapatkan kepuasan dari perizinan persuratan dan lain sebagainya. Komunikasi luar paling sederhana ditemukan pada saat interaksi beberapa pegawai dengan masyarakat.
Dalam komunikasi luar organisasi Dinas Perhubungan Kota Makassar menetapkan beberapa pihak sebagai sasaran dalam pelaksanaan kegiatan tersebut yaitu masyarakat, polri, pemerintah kota Makassar/walikota. Sasaran paling utama dalam pelaksanaan komunikasi eksternal  adalah masyarakat. Masyarakat sebagai penerima jasa pelayanan Dinas Perhubungan menjadi acuan setiap pegawai dalam bekerja. Ini dimungkinkan agar tercpainya visi dan misi yang telah ditetapkan oleh pimpinan. Sehingga masyarakat kota Makassar paling berpengaruh dalam penerapan visi dan misi.
          Gambar 4.7 : pelayanan adminstrasi angkutan






                       Sumber : Dinas Perhubungan Kota Makassar
Selain masyarakat, Dinas Perhubungan Kota Makassar menjalin kerjasama dengan instansi Polri. Kepolisian merupakan mitra kerja dalam urusan bidang lalu lintas seperti pengamanan lalu lintas, rekayasa lalu lintas, dan satuan tim brigade anti macet. Pelaksanan komunikasi bersama pihak kepolisian terjalin dengan baik dengan melaksanakan penyuluhan-penyuluhan bersama tentang keselamatan lalu lintas. Menurut hasil wawancara pnulis terhadap bapak H. Marimin Tahir, SE, M.Pd, selaku kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar yang mengungkapkan bahwa :
‘’Selain melayani masyarakat, kami juga bermitra dengan kepolisian dalam melaksanakan tugas lapangan yang dipasangkan dengan tim satuan anti macet dari kami, untuk pengawasan ketertiban lalu lintas. Selain itu bersama polri kita juga mengadakan penyuluhan keselamatan lalu lintas.’’.[84]
Gambar 4.8: Penyuluhan keselamatan lalu lintas






       Sumber : Dinas Perhubungan Kota Makassar
Selain itu dengan memaksimalkan pelaksanaan komunikasi luar organisasi, pada Dinas Perhubungan Kota Makassar memiliki seksi hubungan masyarakat (HUMAS), yang berfungsi sebagai perwakilan  juru bicara instansi dalam memberikan informasi kepada publik yang melalui konferensi pers, iklan layanan masyarakat, dan juga sosial media. Berdasarkan hasil wawancara terhadap bapak Azil sila, S. Sos, selaku seksi Hubungan Masyarakat mengatakan bahwa :
‘’Selaku humas Dinas Perhubungan Kota Makassar kami adalah mata, dan telinga sehingga kami di seksi humas berfungsi untuk menjawab semua pertranyaan dari masyarakat terkait semua komentar dan keluhan disini. Kami juga aktif melakukan konfrensi pers kepada media lokal ketika hendak dimintai keterangan-keterangan mengenai kasus-kasus pegawai dan juga seputar pelayanan publik’’.[85]
Pelaksanaan komunikasi luar organisasi  yang dilakukan humas selaku perpanjangan tangan dari Dinas Perhubungan Kota Makassar merupakan kegiatan yang paling banyak dinanti oleh masyarakat dan awak media lokal. Karena melalui hasil observasi Dinas Perhubungan adalah salah satu instansi satuan kerja perangkat daerah yang paling disorot oleh pemerintah kota Makassar dalam hal ini adalah wali kota  Makassar.
    Gambar 4.9 : konfrensi pers Humas





                   
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Makassar
Selain juru bicara instansi, humas Dinas Perhubungan Kota Makassar juga bertugas memberikan informasi kebijakan pelayanan yang baru dikeluarkan oleh pimpinan kepada masyarakat seperti pengamanan dan penertiban lalulintas, info tentang pemakian bus gratis, dan lain sebagainya. Tugas Humas juga menjadi jembatan anatar masyarakat dan pegawai dalam memberikan keluhan, kritik serta saran yang dialami masyarakat dalam pelayanan puiblik. Selain dapat berdiskusi secara langsung kepada masyarakat, humas juga membuat akun pada jejaring sosial media khusus Dinas Perhubungan Kota Makassar. Pelaksanaan komunikasi tersebut memungkinkan agar dapat menjangkau masyarakat yang ingin berkomunikasi kepada pihak Dinas Perhubungan tanpa bertemu secara langsung dan dapat diakses kapanpun dan dimana saja diluar jam kerja kantor.
Adapun pelaksanaan komunikasi yang dilakukan dari Dinas Perhubungan Kota Makassar dengan pemerintah kota Makassar yaitu tentang kordinasi dan evaluasi tugas-tugas jangka panjang dan jangka pendek terkait visi misi seperti bentuk pelayanan publik dari Dinas Perhubungan, jumlah peningkatan pelayanan, dan ketersediaan sarana dan prasarana pada kantor. Biasanya kegiatan tersebut dilakukan secara mendadak dalam keadaan yang tidak formal oleh Pemerintah Kota Makassar dalam hal ini adalah bapak Moh. Ramdhan Pomanto (Dani Pomanto) selaku walikota Makassar atau wakilnya Syamsu Rizal (Daeng Ical)  dengan mengininspeksi langsung kepada sejumlah SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) diseluruh Kota Makassar, salah satunya adalah Dinas Perhubungan Kota Makassar. Pemerintah kota Makassar memberikan perhatian lebih kepada Dinas Perhubungan karena banyaknya keluhan dari masyarakat kepada pemerintah kota yang merasa kinerja dari Dinas Perhubungan diakhir tahun 2015 lalu sangat buruk. Kegiatan komunikasi luar organisasi bersama pemerintah kota juga merupakan satu bentuk kordinasi agar Dinas Perhubungan lebih memantapkan kinerja instansinya. Untuk itu pada saat proses komunikasi dengan pihak pemkot pimpinan selalu menunjukan hasil-hasil kerja jangka pendek yang telah dilaksanakan, berkaitan dengan penerapan visi instansi, dinas perhubungan memperlihatkan kepada pemerintah kota tentang  cara-cara pelayanan perizinan, dan transparansi pembayaran dari masyarakat kepada pegawai agar tidak adalagi pungutan liar yang dilakukan oleh pegawai-pegawai yang nak.
       Gambar 4.10: Kunjungan PEMKOT ke Dinas Perhubungan Kota Makassar
        





Sumber : Dinas Perhubungan Kota Makassar
2.   Jenis Komunikasi Dinas Perhubungan Kota Makassar
a)   Komunikasi Verbal
Proses komunikasi verbal atau komunikasi yang terjadi secara langsung dalam penerapan visi dan misi pada Dinas Perhubungan Kota Makassar ditemukan hanya pada saat pimpinan melaksanakan rapat evaluasi dengan kepala bidang saja. Pada saat komunikasi dari kepala bidang bersama kepala bidang berlangsung tatap muka dengan membentuk kelompok. Namun komunikasi yang dilakukan pimpinan kepada pegawai yang lain hanya berupa instruksi kepada kepala bidang yang terkait dan untuk seterusnya disampaikan kepada pegawai.
Selanjutnya pada komunikasi pegawai kepada pimpinan Dinas Perhubungan hanya terjadi pada saat tertentu saja yaitu ketika pegawai hendak menyampaikan hal-hal formal saja seperti laporan harian, bulanan, dan tahunan. Selain penyampaian tugas-tugas formal pegawai tidak melakukan interaksi lagi dengan pimpinan.
Komunikasi pegawai antara pegawai adalah yang paling aktif terjadi pada Dinas Perhubungan Kota Makassar. Pegawai saling berinteraksi satu sama lain dalam mengatur urusan-urusan tugas seperti kelengkapan pemberkasan administrasi dan kordinasi sesama pegawai ketika menjalankan tugas lapangan.
Pada komunikasi diagonal atau komunikasi silang komunikasi yang dilakukan secara langsung yang dilakukan secara langsung oleh pegawai kepada kepala bidang lain yaitu pada saat memberikan informasi atau melaporkan temuan kasus yang terjadi dilapangan untuk kemudian diproses kembali pada kepala bidang tersebut. Proses komunikasi silang yang terjadi secara langsuung yang berikutnya paling banyak terjadi dari pegawai kepada sekertaris umum. Adapun urusan pegawai bidang lain kepada sekertaris adalah meminta penjelasan terhadap instruksi tugas yang diberikan pimpinan biasanya mekanisme nya bertemu langsung dalam ruangan sekertaris dan menerima berkas-berkas tugas dari pimpinan dan kemudian dibawa ke kepala bidangnya masing-masing untuk melakukan persiapan selanjutnya.
Kegiatan komunikasi luar organisasi atau eksternal communication yang berlangsung secara langsung yaitu pada pegawai yang sedang melayani urusan administrasi perizinan, pengujian kendaraan, dan pengurusan pelayanan pemakaian bus. Kegiatan-kegiatan tersebut wajib dialkukan dengan mengurusnya secara langsung dan pegawai akan berkomunikasi secara langsung dengan masyarakat terkait kepentingan selanjutnya. Selanjutnya komunikasi luar organisasi yaitu proses komunikasi yang dilakukan pimpinan dalam memberikan laporan dan mengevaluasi rancangan tugas serta hasil-hasil kerja yang tercapai kepada pihak pemerintah kota Makassar  yang juga selaku pimpinan pusat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Kegiatan komunikasi tersebut berlangsung secara langsung dari kepala Dinas Perhgubungan kepada pihak pemerintah Kota Makassar dengan dialog dalam kelompok kecil dan inspeksi pegawai di lapangan.
b)   Komunikasi Noverbal
Pelaksanaan komunikasi nonverbal dalam penerapan visi dan misi dari pimpinan kepada pegawai yaitu terjalin pada waktu pemberian instruksi kerja melalui papan pengumuman, dan juga surat edaran. Pimpinan ketika memberikan informasi-informasi baru mengenai hasil rapat evaluasi juga di sampaikan melalui papan pengumuman. Adapun himbauan mengenai pelayanan publik dinformasikan melalui  himbauan pelayan. Pelaksanaan komunikasi nonverbal atau komunikasi secara tidak langsung yang dilakukan pimpinan dikarenakan pimpinan membuat prosedur tentang pesan-pesan yang disampaikan kepada seluruh pegawai yang umum yaitu melalui tulisan dan surat-surat edaran. Selain itu pimpinan juga meyakini bahwa penyampaian pesan dalam bentuk-bentuk tertentu adalah cara yang sederhana dalam menyampaikan pesan.
Selanjutnya pelaksanaan komunikasi nonverbal yang dilakukan pegawai kepada pimpinan yaitu dalam bentuk surat seperti surat mutasi atau izin pindah saja. Pada Dinas Perhubungan Kota Makassar pegawai biasanya jarang berkomunikasi dengan pimpinan dengan secara langsung tanpa ada kebutuhan dari pimpinan.
Dalam pelaksanaan komunikasi pegawai sesama pegawai dengan menggunakan komunikasi nonverbal biasanya saat saling berkordinasi tugas dengan memberikan berkas-berkas tugas  laporan untuk dikerjakan dari kepala bidang pegawai untuk seterusnya  dikerjakan. Selanjutnya komunikasi nonverbal antar pegawai dalam penerapan visi misi pegawai menggunakan pesan-pesan melalui email dan sosial media dalam penyelesaian tugas.
Kegiatan komunikasi nonverbal pada saat komunikasi luar organisasi pada Dinas Perhubungan Kota Makassar ditemukan pada seksi Humas yang biasanya memberitakan keadaan masalah internal kepada media. Pelaksanaanya adalah humas mengadakan konfrensi pers dan media memuatnya dalam bentuk yang bermacam-macam seperti Koran televisi dan sebgainya.

3.      Bentuk Komunikasi Dinas Perhubungan Kota Makassar
Bentuk komunikasi yang digunakan dalam penerapan visi dan misi pada Dinas Perhubungan Kota Makassar dari hasil peneliti menemukan empat bentuk kegiatan komunikasi yaitu: komunikasi interpersonal, komunikasi intrapersonal,  komunikasi kelompok, dan komunikasi massa.
a)   Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal yang terjdi ditemukan pada kepala bidang yang hendak memberikan tugas kepada pegawai terkait arahan yang diberikan dari pimpinan. Komunikasi interpersonal terjadi pada saat pegawai bersama kepala bidang berada dalam ruangan kerja kepala bidang. Adapun pegawai yang paling sering melakukan kegiatan komunikasi interpersonal yaitu, pegawai dan kepala bidang lalu lintas, dan pegawai serta kepala bidang operasional. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan bapak Drs. H. Abdullah Rowa, selaku kepala bidang teknik sarana dan prasarana Dinas Perhubungan Kota Makassar mengatakan bahwa:
‘’Sebelum menjalankan tugas, beberapa pegawai bertemu dengan saya secara pribadi diruang kerja, biasanya dalam meminta kejelasan dan jumlah personil yang akan ditugaskan. Adapun yang biasa saya lakukan bersam pegawai yaitu tentang  laporan tugas dari hasil kerja pegawai’’.[86]

Komunikasi interpersonal antar  sesama pegawai Dinas Perhubungan Kota Makasar terjadi pada saat interaksi diluar jam kerja seprti istirahat dikantin-kantin kantor. Pembahasan pegawai dalam interaksi pegawai biasanya hanya sekedar berbagi pengetahua dan pengalaman. Komunikasi interpersonal antar pegawai hanya sekedar obrolan ringan seperti trend, isu-isu politik dan sebagainya. Komunikasi interpersonal antar pegawai yang terjadi dapat menggambarkan tentang hubungan antar pegawai Dinas Perhubungan Kota Makassar yang masih mendapat batasan dalam berrkomunikasi seperti usia pegawai yang berbeda, pangkat atau jabatan, dan perbedan bidang.
Selanjutnya kegiatan komunikasi interpersonal ditemukan pada saat humas akan memberikan keterangan kepada awak media/wartawan. Biasanya Humas akan bertemu secara langsung dengan pimpinan untuk menjelaskan tentang hal-hal apa saja yang harus dikemukakan kepada media pada saat jumpa pers berlangsung. Berdasarkan hasil wawancara terhadap peneliti terhadap Seksi Humas yaitu bapak Azis Sila yang mengatakan bahwa:
‘’sebelum saya melakukan biasanya ada pertemuan khusus antara humas dan kepala Dinas tentang konfrensi pers yang akan berlangsung.  Saya dan kepala Dinas membahas tentang strategi apa yang akan disampaikan kepada masyarakat melalui media’’.[87]

Komunikasi interpersonal yang dilaksanakan pada Dinas Perhubungan tentunya berupa kordinasi agar penjelasan tentang prosedur pelaksanaan tugas dapat dijalankan dengan baik.
b)   Komunikasi Intrapersonal
 Dari hasil peneliti  didapati bahwa komunikasi intrapersonal adalah yang paling sering dilakukan oleh pegawai. Pada saat pegawai ingin berinteraksi dengan pimpinan. Adanya keragu-raguan dalm berinteraksi kepada pimpinan dalam urusan tugas, inilah yang membuat paegawai jarang memberikan feedback kepada pimpinan setelah menerima arahan melalui kepala bidang. Keragu-raguan yang didapat dari pegawai ketika komunikasi intrapersonal pegawai diantaranya meliputi: pegawai Dinas Perhubungan takut untuk mengutarakan pendapatnya dalam rapat pra-kondisi bersama pimpinan, dan juga pegawai merasa dirinya tidak dimintai pendapat dari kepala bidang atau pimpinan. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan H. Muhlis Mas’ud, S.STP, MH, mengatakan bahwa:
‘’Selaku bawahan pimpinan saya biasa merasa ragu dan bertanya pada diri saya tentang saran-saran yang ingin saya sampaikan kepada pimpinan, tetapi perasaan ketika tidak dimintai pendapat yang membuat saya untuk mengikuti aturan yang dibuat oleh pimpinan’’.[88]

Komunikasi intrapersonal yang terjadi para pegawai kebanyakan banyak menggambarkan tentang keraguan dan ketidak percayaan dalam memberikan saran-saran kepada pimpinan. Karena pimpinan tidak memberikan respon kepada pegawai yang ada.
c)    Komunikasi Kelompok
Terbentukamya lomunikasi kelompok pada Dinas Perhubungan adalah ketika diadakannya rapat evaluasi/enam bulan dari pimpinan dan khusus kepada kepala bidang saja. Dalam komunikasi kelompok yang dibentuk oleh pimpinan sesuai prosedurnya yaitu hanya membahas dan mendiskusikan tugas-tugas yang sedang berlangsung dilapangan. Adapun isi pembahasn lain yaitu pimpinan menkonfirmasi hasil laporan kerja pegawai yang disetor melaui kepala bidang.
Selanjutnya komunikasi kelompok yang terjadi yaitu pada saat kordinasi pelaksanaan tugas dari kepala bidang kepada pegawai. Dalam komunikasi kelompok kepala bidang berisikan tentang masukan-masukan dari pegawai seperti keluhan dan saran seperti kurang nya personil yang harus ditambah, kelengkapan alat komunikasi dan sebagainya.
d)   Komunikasi Massa
Komunikasi massa pada Dinas Perhubungan Kota Makassar hanya dilakukan oleh bidang Humas selaku juru bicara instansi. Kegiatan ini dimaksudkan agar memberikan pernyataan kepada masyarakat melalui media terakait kabar mengenai Dinas Perhubungan Kota Makassar. Adapun kegiatan humas melalui media yang dimuat dalam pemberitaan media cetak seperti koran, televisi, radio dan sebagainya.

4.      Gaya Kepemimpinan Dinas Perhubungan Kota Makassar
Tahap terakhir untuk mengetahui pola komunikasi organisasi dalam penerapan visi dan misi Dinas Perhubungan kota Makassar yaitu mengetahui gaya atau model kepemimpinan dari Dinas Perhubungan Kota Makassar. Setelah melakukan penelitian maka diketahui gaya kepemimpinan pada Dinas Perhubungan Kota Makassar yaitu gaya kepemimpinan Brirokratis. Pimpinan dinas perhubungan kota Makassar dalam menjalankan tugas kepemimpinannya sangat berpegang kepada aturan-aturan serta prosedur yang berlaku. Pimpinan Dinas Perhubungan melakukan perumusan tugas jangka pendek ataupun jangka panjang bersama dengan para kepala bidang tanpa melibatkan pegawai. Himbauan yang diberikan kepada pimpinan adalah mengikuti tupoksi yang berarti setiap bidang wajib menjalankan tugas-tugasnya.
Pada beberapa pegawai yang melanggar perintah atau aturan hukum, pimpinan tidak bertindak sendiri dalam menangani pegawai tersebut. Piminan hanya memberikan teguran kepada pegawai yang melakukan pelanggaran baik dari pelanggaran ringan, pelanggaran sedang, dan pelanggaran berat. Untuk sanksi yang diberikan kepada pegawai yang bersangkutan pimpinan hanya memberikan pembebasan tugas dan selanjutnya berkas pegawai yang bersangkutan akan dilimpahkan kepada pihak pemerintah kota Makassar. Tidak terlepas dari segala bentuk aturan yang ada pada Dinas Perhubungan Kota Makassar.
Namun dalam model kepemimpinan pada Dinas Perhubungan kota Maskssar dapat membatasi hubungan pegawai dengan pimpinan. Pegawai akan dibatasi sejauh mana dapat berkomunikasi secara formal dengan pimpinan. Selain itu model kepemimpinan yang akan diterapkan sebaiknya harus demokratis dengan tetap mendengar keluhan dari pegawai secara langsung entah itu seperti memberikan reward kepada pegawai, kenaikan gaji atau bonus dan jabatan yang pantas kepada pegawai berprestasi tersebut.

5.      Pola Komunikasi Organisasi Dinas Perhubungan Kota Makassar
Dari tahapan keseluhruhan data yang telah diteliti maka telah diketahui bahwa pola komunikasi organisasi dalam penerapan visi dan misi Dinas Perhubungan Kota Makassar terdiri dari dua pola Komunikasi organisasi yaitu:
a)   Pola Komunikasi Rantai (Chain)
Untuk  pola komunikasi rantai yang terbentuk pada Dinas Perhubungan Kota Makassar dari hasil penelitian didapat bahwa, pegawai mengikuti perintah yang formal atau secara resmi tanpa adanya feedback yang  diberikan dari bawahan kepada pimpinan. Sebuah pesan dari pimpinan yang ingin dibagikan kepada pegawai secara umum mula-mulanya akan diberikan pada masing-masing kepal bidang, dari kepala bidang pesan tersebut kemudian di sampaikan kepada kepala seksi, dan barulah dari kepala seksi sebuah pesan atau tugas dari pimpinan dapat diterima oleh pegawai. Sesuai dengan karakteristiknya pola komunikasi rantai lebih menitikberatkan kepada pihak penerima pesan yang berada di tengah dalam hal ini adalah kepala bidang dari arah penyampaian pesan, sebab dari kepala bidang, pesan dari pimpinan akan diterima oleh pegawai dengan baik, dalam hal ini adalah mengenai pelaksanaan tugas dan sebagainya. Hasil pengamatan dari pola komunikasi lingkaran yang ada pada Dinas Perhubungan Kota Makassar didapati bahwa pegawai akan kurang memberikan feedback kepada pimpinan secara langsung, sebab harus melalui kepala seksi dan kepala bidang dan kemudian pesan dari pegawai akan dibawa dan disampaikan kepada pimpinan, melalui kegiatan-kegiatan formal seperti rapat pra-kondisi atau rapat evaluasi. Pola komunikasi linglkaran juga memperlihatkan bahwa keakraban antara pimpinan dan pegawai masih belum terlalu dekat dalam pelaksanaan tugas sehingga akan menjadi penghambat dalam memabangun keharmonisan antar pegawi.

b)   Pola Komunikasi Y
Penggunaan pola ini terbentuk ketika pesan dari pimpinan yang akan disampaikan kepada pegawai terlebih dahulu disampaiakan kepada sekertaris dalam bentuk persuratan dan di edarkan kepada para pegawai. Selain surat, pesan yang di sampaikan kepada sekertaris untuk pegawai biasanya dimuat dalam papan informasi. Kegiatan-kegiatan tersebut dimaksudkan agar memberikan pemahaman secara langsung kepada pegawai tentang maksud dan tujuan dari pimpinan. Pelaksanaan pola Y pada Dinas Perhubungan Kota Makassar dilakukan dari pimpinan kepada orang-orang yang memiliki kedekatan dengan pimpinan itu sendiri baik dari jabatan maupun kepentingan instansi.   
Pola Y berikutnya terjadi ketika pimpinan berkordinasi dengan Humas terkait hubungan  pimpinan dengan pegawai. Humas selaku pihak dalam organisasi yang menjembatani antara pimpinan dan pegawai tentu paling banyak menerima pesan dari pimpinan yang akan disampaikan kepada pegawai. Pola komunikasi Y yang terjadi pada Dinas Perhubungan Kota Makassar akan memperberat hubungan atau kekompakan pimpinan dengan pegawai.  










BAB V

PENUTUP

A.  Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitin padaDinas Perhubungan Kota Makassar, maka dapat ditarik kesimpulan yang sesuai dengan masalah penelitian yaitu pola komunikasi organisasi dalam penerapan visi dan misi Dinas Perhubungan Kota Makassar ada dua, yaitu Pola rantai (chain), dan Pola Y. pola komunikasi rantai dan Y yang terbentuk pada Dinas Pehubungan Kota Makassasr sudah sangat tepat karna alur komunikasi secara formal dalam organisasi tertata secara teratur dan  mengikuti prosedur yang telah berlaku, namun hubungan interaksi antar pimpinan kepada pegawai akan sangat sempit dan terbatas.
 Adapun jenis komunikasi yang terjalin dalam penerapan visi dan misi Dinas Perhubungan Kota Makassar yaitu Komunikasi verbal dan nonverbal serta pelaksanaan bentuk-bentuk komunikasi nya yaitu komunikasi interpersonal, komunikasi intrapersonal, komunikasi kelompok dan komunikasi massa. Adapun gaya kepemimpinan Dinas Perhubungan Kota Makassar ialah gaya kepemimpinan Birokratis, gaya kepemimpinan yang dianut marupakan kepemimpinan yang terikat dengan sistem yang telah ada pada Dinas Perhubungan Kota Makassar, yaitu mengikuti aturan-aturan kerja serta prosedur yang telah ditentukan dari pimpinan pusat.
B.  Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, agar menambah wawasan serta pengetahuan, penulis memberikan beberapa rekomendasi dari hasil penelitian agar dapat menjadi  sebuah palning untuk kedepannya terutama untuk Dinas Perhubungan Kota Makassar dan juga para peneliti selanjutnya yang ingin meneruskan kajian Komunikasi organisasi, diantaranya adalah:

1.   Demi berlangsungnya penerapan visi dan misi Dinas Perhubungan Kota Makassar maka pimpinan diharapkan lebih meningkatkan komunikasinya dengan para  pegawai agar terjalin silaturahmi yang baik. Pimpinan perlu meembangun hubungan kepada pegawai dengan melakukan sejumlah pendekatan diantaranya dengan membuat kegiatan-kegiatan yang bersifat nonformal. Pimpinan harus lebih bersikap demokratis dalam memimpin dan menerima pendapat para pegawai.
2.    Diharapkan kepada para peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan penelitian ini yang terkait dengan penerapan visi misi dengan penambahan rumusan masalah yaitu faktor pendukung dan penghambat, serta peneliti selanjutnya diharapkan untuk menguji penelitian terkait dengan menggunakan metode kuantitatif.




[1] Pandji Anoraga, Psikologi Kepemimpinan (Cet. IV : Rineka Cipta, 2003), h. 2.
[2] Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, Edisi 16, (Jakarta :Salemba Empat, 2015),h. 249
[3] Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, h. 227
[4] Sondang P. Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta), h. 95.
[5] Sondang P. Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, h. 55.
[6] Pandji Anoraga, Psikologi Kepemimpinan, h. 3
[7] Erliana Hasan, Komunikasi Pemerintahan , (Cet. 1: Bandung: PT Refika Aditama, 2005), h. 22.
[8] Ahmad Shadiqin, Membangun Visi dan Misi Instansi, (Jakarta: Kanisisus, 2010), h. 26-27.
[9] Berita Kota Makassar, Oknum Pegawai Dishub Terancam Dipecat, 15 0ktober 2015. hal. Metro.
[10] Adam Ibrahim Indrawijaya, Teori Perilaku, dan Budaya Organisasi, (Bandung: Refika Aditama, 2010),  h. 71
[11] Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Cet. VII; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), h5.
[12] Muliadi, Komunikasi islam, (Makassar: Alauddin University Press, 2012), h. 3.
[13] R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung : Rosda karya , 2006), h. 34.
[14] Sirajuddin, Perilaku Kepemimpinan dan Kinerja Karyawan Bank Perkreditan Rakyat di SulSel (Cet. 1; Makassar: Alauddin Press, 2011), h. 89
[15] Brent D. Ruben dan Lea P. Stewart, Komunikasi dan Perilaku Manusia, (Terjemahan), (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. 2013). H. 61.
[16] Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h.7
[17]  Burhan Bungin, Sosiology Komunikasi (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), h257.
[18]  Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya , 2005), h.62.
[19] Dedy Mulyana, Komunikasi Efektif, Suatu Pendekatan Lintas Budaya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 3
[20]  www. http://www.seputarpengetahuan.com/ macam-pengertian-komunikasi-menurut-para-ahli.html, (diakses pada 7maret 2016).
[21] H.A.W Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Study edisi revisi 2, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h.30
[22]  Yuyun Wirasasmita, Komunikasi Bisnis dan Profesional,  (Cet. VIII, Bandung, Remaja Rosdakarya,2006), h. 9.
[23] Suranto, Komunikasi Sosial Budaya, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 6.
[24] Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, h. 19.
[25] Jalaluddin Rahmat, Prinsip-Prinsip komunikasi Menurut Al-Quran, (Bandung:Audienta, 1994), h.35.
[26] Waryono Abdul Gafar, Tafsir Sosial, Mendialogkan Teks dengan Konteks, (Yogyakarta: EL-Saq Press, 2005), h.151
[27] Departemen Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemehannya, h. 101
[28] Jalaluddin Rahmat, Prinsip-prinsip Komunikasi Menurut Al-Quran, h.77
[29] Waryono Abdul Ghafur, Tafsir Sosial, Mendialogkan Teks dengan Konteks,h. 149.
[30] Fatimah, T,  Semantik I: Pengantar ke Arah Ilmu Makna, (Bandung: Eresco, 1999), h. 85

[31]  Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, h, 387.
[32]  M.Quraish Shihab, Tafsil Al-Misbah: Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Quran, (Jakarta: Lentera Hati 2002), h. 66
[33] R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, 2006, h. 34
[34] Arni Muhammad, komunikasi organisasi, (Jakarta: Bumi aksara, 2009), h. 5
[35] Departemen Agama R.I., Al-Qur’an dan Terjemahanya, (Bandung: PT Syaamil Cipta Media),  h. 227.  
[36]  M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah,  h.202.
[37] Arni Muhammad,  Komunikasi Organisasi, h. 80.
[38]Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, hal. 107.
[39]  Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Komunikasi Interpersonal, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), h. 22.
[40]  Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h.13.
[41]  Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Komunikasi Interpersonal, h. 24.
[42]  Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Komunikasi Interpersonal, h. 26
[43]  Julia T. Wood, Communication in Our Lives, (USA:  University of North Carolina at Capital Hill, 2009),  h. 131
[44]  Adam Ibrahim Indrawijaya, Teori Perilaku, dan Budaya Organisasi, h. 70
[45]  Adam Ibrahim Indrawijaya, Teori Perilaku, dan Budaya Organisasi, h. 71
[46] Syam, M.S. Nina W, Psikologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,  2011), h. .35.
[47]  Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1998) hal.32
[48]  Hafied Canggara, Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 33
[49]  Hafied Canggara, Pengantar Ilmu Komunikasi, hal. 32
[50] Goldberg, Alvin A. dan Carl E. Larson, Komunikasi Kelompok, Proses- Proses Diskusi dan Penerapannya. (Jakarta: Universitas Indonesia, 1985), h. 8-9
[51] Nasution, Zulkarimein,  Prinsip-Prinsip Komunikasi untuk Penyuluhan, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1990), h. 27-28
[52]  Suharsono dan Lukas Dwiantara, Komunikasi Binsis (Peran Komunikasi Interpersonal dalam Aktivitas Bisnis), Cet.1, (Yogyakarta: CAPS(Center Of Academic Publishing Service), h. 27
[53]Winardono, S, Matikan TV Mu Teror Medi Televisi di Indonesia, (Yogyakarta: Rasist Book,  2006), h 57.

[54] Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi. hal. 225
[55] Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi. hal. 225-226
`[56] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h.885
[57]  Adam Ibrahim, Teori Perilaku dan Budaya Organisasi, h. 72
[58] Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, hal. 35
[59] Adam Ibrahim Indrawijaya, Teori Perilaku, dan Budaya Organisasi, h. 195
[60]  Stephen W. littlejohn. Karen A. Foss, Teori Komunikasi, (Bandung: Salemba Humanika. 2012), h. 382
[61] West. Richard.,Lynn H. Turner, Teori Komunikasi, Analsis dan Aplikasi. (Jakarta: Salemba Humanika. 2009), h. 26
[62] Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, h. 249.
[63] Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, h. 325. 
[64] Adam Ibrahim Wijaja, Teori Perilaku dan Budaya Organisasi, (Bandung: Refika Aditama, 2010), h. 137
[65] Adam Ibrahim, Teori Perilaku dan Budaya Organisasi, h. 138
[66] Pandji Anoraga , Psikologi Kepemimpinan, h. 10  

[67] Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, h. 251
[68] Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif,  (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), h. 28.
[69] Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif,  (Yogyakarta: LKis Pelangi Aksara,2008), h. 84.
[70] Little john, Stephen w, dan Karen Foss, Theories of Human Communication  (California : Belment, CA :2008), h. 26
[71] Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2000), h. 75
[72] Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 68-74

[73] Henrick, Monique, hutter, Qualitative Research Method  (California:  SAGE Publication.inc,  2011), h. 11
[74] Griffin, EM, A First Look at Communication Theory (New York: MC Graw hill :2012), h. 261

[75] Denzin, Norman K. dan Lincoln, Yvonna S, Handbook of Qualitative Research, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 84.
[76] Kamaluddin Tajibu, Metode Penelitian Komunikasi (Cet.I; Makassar; Alauddin press 2013), h. 190. 
[77]  Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: R&D), h. 162
[78] Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rieneka Cipta), h. 2006
[79] Matthew B dan Miles A Michael Huberman,  Analisa Data Kualutatif,  (Jakarta: Universitas Indonesia, 1992), h.7 
[80] Marimin Tahir, SE, M.Pd, Kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar, wawancara, Dinas Perhubungan Kota Makassar. (25 januari 2016).
[81] Mursalim usman, Pegawai, wawancara, Dinas Perhubungan Kota Makassar, (23 Januari 2016).
[82] Fahrul, pegawai bidang lalu lintas, wawancara, Dinas Perhubungan Kota Makassar, (25 Januari 2016). 
[83] Rachmat Saleh, Pegawai Bidang Lalu lintas, wawancara, Dinas Perhubungan Kota Makassar, (23 januari 2016).
[84] Marimin Tahir, Kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar, wawancara, (25 januari 2016).

[85] Azis sila, seksi Humas, wawancara,  Dinas Perhubungan Kota Makassar, (23 januari 2016)
[86] Abdullah Rowa, Kepala Bidang Operasional, wawancara, Dinas Perhubungan Kota Makassar, (23 Januari 2016).
[87] Azis Sila, Humas, wawancara, Dinas Perhubungan Kota makassar, (27 Januari 2016)
[88]  Muhlis Mas’ud, Sekertaris, wawancara, Dinas Perhubungan Kota Makssar, (25 Januari 2016).



























No comments :