'',, Selamat Diwisudah kepada kawan-kawan ILmu Komunikasi 2011 UIN Alauddin Makassar, semoga ilmu dan gelarnya bermanfaat untuk bangsa dan negara ' ''

Friday 21 November 2014



’PEMUDA DI KAKI NEGERI CELEBES’’
            
 Riuh gemeruh percikan Suara. terik matang memancar, seolah terserap dan memberikan energi untuk para kaula muda. Seakan luput dari pandangan. mereka, pemuda dibentang negeri celebes menyita perhatian dengan segudang pergerakan. Demi menyuarakan ISI selembar surat. Yahhh bersatu menyatakan aksi mengecam tindakan pemerintah, mencaci rezim peguasa yang sewenang. Mereka berdiri, menyongsong mempertaruhkan njiwa dan raga. plantung dan tameng dilawan demi satu VISI ntuk membela  Hak Rakyat. Tidak peduli anak panah menancap di pipi, apalagi di punggung dan terkadan menancap di paha. Ini bukan ajang tawuran, dengarkanlah mereka suara anak negeri yang diannggap pemotong basis militer yang terpanggang hangus ulah penguasa. Tak perlu gentar wahai Orang tua. fisik mereka telah dilatih. otot serta otak diservis berkala di bangku kayu Campus

Pemuda anarkis, tak bias diatur, kampungan dan memalukan melekat kuat didiri para penegak idealis itu. Tak perlu khwatir telinga mereka telah ditutup rapat untuk ocehan jalanan seperti itu. Yang pasti fungsi control social terpenuhi dan terlakasana tinggal menunggu balasan dari penguasa negeri. Lewat suara Anak bangsa, di Negeri Bawah Kaki Celebes Para pemuda menghentak Bumi Indonesia

Sementara diseberang pulau, sekelompok kaula muda tengah asik mengejar ilmu pasti, menjadi MAGANG sebagai audience talk show ditelevisi. Memang beda. Itulah anak mami yang sedang kuliah. Bahkan tak jarang, beberapa pemuda ditemukan bersanding dibawah pohonmemadu kasih bersama sepotong hatinya. Memang beda, semua lebih nyata dipandang dan juctice untuk menilai sosok sekelompok mahkluk hanya beberapa detik dan semuanya akan langsung terargumen. Kaum intelektual katanya.beberapa bahkan memakai Almamater lengkap layaknya pencetus era REFORMASI.

Masihkah mereka sadar panggilan negeri ada didepan mata. Bumi pertiwi menangis, hak rakyat dirampas dengan aturan baru, gaya baru, serta blusukan baru. Inilah negeriku, Negeri Antah Berantah. Semua terlihat jelas selebihnya  hanya memerlukan waktu untuk dikaji dan diperlihatkan bagaimana mungkin semua ini terjadi,rakyat Kritis bertanya.?

Pleosok nusantara menghentak, para pemuda turun kejalan. Menyuarakan Aspirasi digedung DEWAN sudah biasa. Dipukul, ditendang bahkan diguyur water canon. haah semuanya berawal dari ungkapan santun para penguasa . Anehnya dianggap dan banyak yang beranggapan ITU ADALAH KEBIJAKAN.

Namun kembali kekampung Wapres. Para pemuda menantang, wajar hormon meningkat dan  semangat jiwa muda membara. para penegak aspirasi bertanya mengapa harus kebijakan yang begitu tajam. Harus menusuk dijantung masyarakat.

''ahhh'' dibalas dengan wajah merona. ''mengapa kau Lontarkan kebijakan seperti Itu. Kalian penguasa serakah'' !!!!!!

Lalu apa yang mesti dikerjakan rakyat, mereka meminta, mereka mengemis. dengan nasib RIBUAN  Fakir di Negeri tercinta
Inilah Wajah Rakat MIskin Indinesia.

Beberapa aktifis ulung yang tertangkap, mereka berteriak disela genggaman aparat. Saat itu suasana sontak menjadi hening. Dengan nafas terengah-engah ia berucap,,,

''Tuhan selamatkan bangsa kami, selamatkan rakyat dinegeri ini. sadarkan para penguasa. ingatkan mereka. Bahwa Kebijakan mereka memang adalah telah keliru''.